Mediaemiten.com, Washington – Federal Reserve AS menaikkan suku bunga lagi dan mempertahankan kebijakan moneter ketat, karena memperkirakan bahwa ekonomi AS akan menikmati pertumbuhan setidaknya dalam tiga tahun lagi.
Dalam sebuah pernyataan yang menandai berakhirnya era kebijakan moneter “akomodatif”, para pembuat kebijakan The Fed menaikkan suku bunga acuan pinjaman jangka pendek sebesar seperempat persentase poin ke kisaran 2,00 persen hingga 2,25 persen.
Bank sentral AS masih memperkirakan kenaikan suku bunga lainnya pada Desember. Tiga kenaikan lagi pada tahun depan, dan satu kenaikan pada 2020.
Itu akan menempatkan suku bunga pinjaman “overnight” sebesar 3,4 persen, kira-kira setengah persentase poin di atas perkiraan suku bunga “netral” The Fed, di mana tingkat suku bunga tidak menstimulasi atau membatasi ekonomi.
Baca Juga:
Diakui Internasional, Layanan Wealth Management BRI Raih Penghargaan Internasional dari Euromoney
Pefindo Catatkan Penerbitan Surat Utang Korporasi pada Januari – Maret 2025 Mencapai Rp46,7 Triliun
Sikap kebijakan ketat itu diproyeksikan akan tetap berjalan sampai 2021, kerangka waktu proyeksi ekonomi terbaru The Fed.
“Hal yang orang-orang perhatikan, yang mereka teruskan dan lakukan, adalah menghapus kata ‘akomodatif’ sehubungan dengan kebijakan moneter mereka,” kata Michael Arone, kepala strategi investasi di State Street Global Advisors.
“Ini tampaknya berpotensi mengindikasikan bahwa mereka percaya kebijakan moneter menjadi kurang akomodatif dan semakin mengarah ke suku bunga netral.” Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan penghapusan kata-kata, yang telah menjadi pokok dari panduan bank sentral untuk pasar keuangan dan rumah tangga selama beberapa dekade terakhir, tidak menandakan perubahan prospek kebijakan.
“Sebaliknya, itu adalah tanda bahwa kebijakan sedang berjalan sesuai dengan harapan kami,” kata Powell, yang mengambil alih sebagai pemimpin The Fed awal tahun ini, dalam konferensi pers.
Baca Juga:
Wacana Pendirian Pangkalan Militer Pihak Asing di Wilayah Indonesia Ditanggapi Politisi PDIP
Kurva imbal hasil surat utang pemerintah AS merosot dan dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang. Saham-saham AS awalnya memperpanjang kenaikan tetapi kemudian jatuh di akhir sesi perdagangan, dengan saham sektor perbankan dan keuangan terpukul keras.
The Fed melihat pertumbuhan ekonomi lebih cepat dari perkiraan 3,1 persen tahun ini dan terus meningkat moderat untuk setidaknya tiga tahun lagi, di tengah pengangguran yang rendah dan inflasi yang stabil di dekat target 2,0 persen.
“Pasar tenaga kerja terus menguat, aktivitas ekonomi telah meningkat pada tingkat yang kuat,” kata dia.
The Fed tidak memasukkan bahasa pengganti untuk kata-kata ‘akomodatif’ yang dihapus dalam pernyataannya. Kata-kata itu telah menjadi kurang akurat sejak bank sentral mulai meningkatkan suku bunga pada akhir 2015 dari suku bunga hampir nol. Ini berarti The Fed sekarang mempertimbangkan suku bunga mendekati netral.
Baca Juga:
Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji Tahun 2025, BRI Proaktif Dalam Pelayanan Haji
Ketua Umum PERBANAS Periode 2024- 2028 yang Terpilih adalah Direktur Utama BRI Hery Gunardi
Proyeksi baru Powell menolak untuk mengatakan apakah pembuat kebijakan The Fed telah membahas kritik Presiden Donald Trump terhadap bank sentral. Bulan lalu, Trump menyatakan ketidaksenangannya tentang kenaikan suku bunga dan mengatakan The Fed harus berbuat lebih banyak untuk meningkatkan ekonomi.
Powell mengatakan bank sentral akan tetap independen.
“Kami tidak mempertimbangkan faktor politik atau hal-hal seperti itu,” kata ketua The Fed.
Kenaikan suku bunga pada Rabu (26/9/2018) adalah yang ketiga kalinya untuk tahun ini dan yang ketujuh dalam delapan kuartal terakhir. Menjelang pernyataan Rabu (26/9/2018), para pedagang memberi peluang untuk kenaikan suku bunga 95 persen, menurut CME Group.
Proyeksi-proyeksi terbaru The Fed menunjukkan ekonomi berlanjut pada kecepatan stabil hingga 2019, dengan pertumbuhan produk domestik bruto diperkirakan di 2,5 persen tahun depan sebelum melambat menjadi 2,0 persen pada 2020 dan menjadi 1,8 persen pada 2021, sebagai dampak pemotongan pajak baru-baru ini dan memudarnya pengeluaran pemerintah.
Inflasi diperkirakan melayang di dekat 2,00 persen selama tiga tahun ke depan, sementara tingkat pengangguran diperkirakan turun menjadi 3,5 persen tahun depan dan tetap sampai 2020 sebelum naik sedikit pada 2021. Sementara tingkat pengangguran saat ini 3,9 persen.
Dengan risiko-risiko digambarkan sebagai kurang lebih seimbang, pernyataan itu mempertahan The Fed di jalur yang stabil untuk tahun depan.
Risiko-risiko terhadap laju pertumbuhan ekonomi saat ini, seperti ancaman putaran kenaikan tarif global yang merusak, sebagian besar dikesampingkan.
Tidak ada perbedaan pendapat dalam pernyataan kebijakan The Fed. (pep)