MEDIA EMITEN – Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing yang keluar Indonesia sebesar Rp 6,79 triliun pada 14 – 16 Agustus 2023.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, menjelaskan nilai tersebut terdiri dari modal asing keluar dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 3,65 triliun dan modal asing keluar dari pasar saham sebesar Rp 3,14 triliun.
Dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat 18 Agustus 2023, disebutkan bahwa modal asing bersih yang masuk ke Indonesia sejak 1 Januari hingga 16 Agustus 2023 adalah sebesar Rp 94,95 di pasar SBN dan Rp 4,82 triliun di pasar saham.
Di sisi lain, BI melaporkan premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun mengalami peningkatan menjadi 87,38 basis poin (bps) per 17 Agustus 2023, naik bila dibandingkan data per 11 Agustus yang tercatat sebesar 79,13 bps.
Baca Juga:
Pengusaha ‘Batik Tulis Soedjono’ Ini Bawa Warisan Budaya ke Pasar Global, Berkat Pemberdayaan BRI
Super App BRImo Kini Tersedia dalam Dua Bahasa, Semakin Ramah Pengguna
Dukungan BRI Antar Usaha Lokal Perhiasan Batu Alam Jangkau Pasar Internasional
Adapun terkait perkembangan nilai tukar rupiah menunjukkan pelemahan pada Jumat (18/8) pagi, yakni dibuka pada level Rp15.300 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.280 per dolar AS pada penutupan Rabu (16/8).
Sementara rupiah melemah, indeks dolar AS menunjukkan penguatan ke level 103,57 pada Rabu.
Kemudian, imbal hasil atau yield SBN Indonesia tenor 10 tahun naik ke level 6,43% pada Jumat pagi dari sebelumnya 6,33% pada 11 Agustus. Peningkatan juga terjadi pada imbal hasil surat utang AS alias US Treasury Note tenor 10 tahun yang naik menjadi 4,274 persen dari 4,106%.
Erwin mengatakan, BI terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait dalam menyikapi kondisi perekonomian global dan domestik terkini.
Baca Juga:
Diakui Internasional, Layanan Wealth Management BRI Raih Penghargaan Internasional dari Euromoney
Pefindo Catatkan Penerbitan Surat Utang Korporasi pada Januari – Maret 2025 Mencapai Rp46,7 Triliun
Selain itu, BI juga mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.