MEDIA EMITEN – Tiga indeks saham utama di Bursa Wall Street ditutup melemah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Imbal hasil obligasi AS naik menyusul kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global.
Dow Jones Industrial Avarege kehilangan 195,74 poin (0,56%) menjadi 34.641,97, S&P 500 turun 0,42% menjadi 4.496,83, dan komposit Nasdaq turun tipis 0,08% menjadi 14.020,95.
Sementara itu, harga minyak naik setelah Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pengurangan pasokan. Minyak berjangka West Texas Intermediate melonjak lebih 1% dan sempat diperdagangkan di atas US$ 87 per barel, mencapai level tertinggi sejak November 2022.
Saham Halliburton dan Occidental Petroleum masing-masing naik lebih 2%, sedangkan EOG Resources menguat 1,8%. Kenaikan harga minyak menekan saham-saham maskapai penerbangan dan kapal pesiar, seperti American Airlines, American Airlines, United Airlines, Delta Air Lines yang kehilangan lebih dari 2%.
Baca Juga:
Sejalan dengan itu, imbal hasil obligasi Pemerintah AS atau Treasury AS juga melonjak, sehingga membebani aset-aset berisiko, seperti pasar saham. Imbal hasil Treasury tenor 10 tahun melonjak sekitar 9 basis poin menjadi 4,27%.
“Jika harga minyak naik, hal itu bisa menyebabkan inflasi,” kata Co-Chief Investment Officer Truist Advisory Services, Keith Lerner.
Hal ini, kata dia, membuat pekerjaan bank sentral AS, The Fed menjadi lebih sulit.
Area lain yang terkena dampak paling parah adalah saham-saham berkapitalisasi kecil dan menengah. S&P Small Cap 600 merosot 3%, hari terburuk sejak Februari. S&P Midcap 400 ambles sekitar 2,3%, dan Russell 2000 turun 2,1%.