MEDIA EMITEN – Tiga indeks saham utama di Bursa Wall Street ditutup beragam pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), merespons kebijakan Fed yang mempertahankan suku bunga acuannya tetapi masih memberi sinyal hawkish dengan memperkirakan ada dua kali kenaikan lagi suku bunga tahun ini.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 232,79 poin atau 0,68% menjadi 33.979,33 poin. Indeks S&P 500 bertambah 3,58 poin atau 0,08% menjadi 4.372,59 poin. Indeks Komposit Nasdaq naik 53,16 poin atau 0,39% menjadi 13.626,48 poin.
Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor energi dan kesehatan memimpin penurunan masing-masing melemah 1,12%. Sementara itu, saham teknologi dan bahan pokok konsumen memimpin penguatan masing-masing naik 1,14% dan 0,56%.
Saham-saham AS ditutup beragam setelah memulihkan kerugian awal ketika Fed mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah, tetapi mengisyaratkan kemungkinan untuk melanjutkan kampanye kenaikan suku bunganya hingga akhir tahun ini.
Baca Juga:
Tiga Tahun Holding Ultra Mikro BRI Group Layani 176 juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Melalui ”Klasterku Hidupku”, BRI Dampingi Klaster Jeruk Semboro Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Keputusan Fed membiarkan suku bunga acuan dalam kisaran target 5% hingga 5,25%, tetapi diperkirakan akan menaikkan suku bunga ke setinggi 5,6% pada akhir tahun. Keputusan kebijakan moneter Rabu (14/6/2023) ditafsirkan oleh pasar sebagai sinyal jeda hawkish (pengetatan moneter).
“Pernyataan dan proyeksi Fed sangat hawkish tetapi penekanan Powell agak optimis mengenai pertarungan inflasi mereka dan tidak berkomitmen untuk kenaikan suku bunga Juli,” kata Moya, analis pasar senior di OANDA.
Dalam data ekonomi AS pada Rabu (14/6/2023), indeks harga produsen (IHP) turun 0,3% pada Mei, penurunan yang lebih besar dari yang diperkirakan, menandai penurunan ketiga dalam empat bulan terakhir, menurut data yang dikeluarkan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS. Sementara itu, indikator jalur inflasi naik 1,1% secara tahunan pada Mei, turun dari kenaikan 2,3% yang tercatat pada April.