MEDIA EMITEN – Pasar saham di kawasan Asia-Pasifik dibuka mix (beragam) pada Senin 26 Juni 2023. Investor khawatir dengan prospek ekonomi global menyusul kenaikan suku bunga di Eropa dan sinyal Fed masih akan menaikkan suku bunga lagi.
Selain itu, situasi geopolitik di Rusia juga memanas. Pemberontakan singkat oleh kelompok militer swasta Wagner di Rusia, mendorong harga minyak naik pada Senin.
Di Jepang, Nikkei 225 turun 0,38% dan melanjutkan penurunannya, sedangkan Topix turun 0,34%. Harga sektor jasa Jepang naik 1,6% tahun ke tahun di bulan Mei, tidak berubah dari angka bulan sebelumnya.
Kospi Korea Selatan naik tipis, sementara Kosdaq mengalami kenaikan lebih besar sebesar 0,14%.
Di Australia, S&P/ASX 200 turun 0,41% terseret oleh saham-saham energi.
Indeks Hang Seng Hong Kong juga siap turun, dengan kontrak berjangka di 18.764 dibandingkan dengan penutupan HSI di 18.889,97.
Pekan lalu, ketiga indeks utama AS meluncur di sesi perdagangan Jumat, dengan Dow Jones Industrial Average turun 0,65%, sementara S&P 500 turun 0,77% dan Nasdaq Composite ditutup lebih rendah 1,01%.
Sementara itu, harga minyak naik Senin pagi setelah investor menilai pemberontakan yang dibatalkan di Rusia oleh perusahaan militer swasta Wagner selama akhir pekan.
Minyak mentah Brent berjangka naik sekitar 1% diperdagangkan pada $74,58, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 0,91% diperdagangkan pada $69,78.
Baca Juga:
Inilah 10 Bukti Nyata Tentang Kontribusi BRI untuk Negeri, Dorong Ekonomi Kerakyatan yang Inklusif
Aktor Laga Senior Asal Amerika Serikat Steven Seagel Bertemu dengan Presiden RI Prabowo Subianto
Baca Juga:
BRI Gelar Sosialisasi Bersama KPK Tentang Bahaya dan Dampak Korupsi, Perkuat Komiten Anti Korupsi
Ini Dampak Ekonomi dan Sosial Keberadaan AgenBRILink Milik BRI, Mencapai Lebih 1 Juta Agen