Mediaemiten.com, Jakarta – Mari kita bicara tentang damai dagang
Rasanya tak banyak yang lebih menyukai perang ketimbang damai. Bukan sekedar masalah semantik, tapi cara pandang. Kita terbelenggu oleh persepsi bahwa dunia dalam kedaan perang, walau “sekedar” perang dagang
Padahal, semua pihak yang terlibat, sejatinya, mencoba mencari damai dagang. Walaupun kompromi optimal belum ditemukan karena egosentrisme negara masih menyala.
Relasi bisnis, memang tak sesederhana ajang kompetisi olah raga, ketika gelar juara hanya bisa diperoleh ketika kita mengalahkan lawan tanding. Nilai tambah eknonomis hanya bisa diciptakan dengan win-win, tidak dengan win-lose.
Baca Juga:
Diakui Internasional, Layanan Wealth Management BRI Raih Penghargaan Internasional dari Euromoney
Pefindo Catatkan Penerbitan Surat Utang Korporasi pada Januari – Maret 2025 Mencapai Rp46,7 Triliun
Sam Walton, adalah orang terkaya dunia ketika dia mengatakan: “the best way to enrich yourself, is enriching others”
President Donald Trump juga sudah mulai luluh. Boleh jadi lelah oleh libatan kasus pribadi. Di gelanggang, dia secara sepihak sudah meletakkan senjata terhadap Eropa.
Sudah mau berunding lagi dengan Meksiko. Dan akhir bulan ini, mungkin akan ada kesimpulan positif dari pembicaraan dengan China
Perang dagang? Bukan. Damai dagang! (Hasan Zein Machmud, pengamat pasar modal, mantan Dirut BEJ)