MEDIA EMITEN – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan aksi korporasi berupa penggabungan usaha atau merger antara PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) dan PT Bank MNC International Tbk (BABP) molor dari jadwal sebelumnya yang diperkirakan rampung pada Agustus tahun ini.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menegaskan bahwa merger bank milik konglomerat James Riady dan Harry Tanoe ini bukan paksaan dari otoritas, namun dilakukan secara sukarela.
Ia menjelaskan, merger konsolidasi dua bank itu diharapkan bisa memberikan kontribusi yang baik, serta meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat karena bank semakin kuat.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Ini 7 Peran BRI Bawa Ekonomi Indonesia Lebih Kuat! Maknai Hari Kebangkitan Nasional
BRI Dukung Purwokerto Half Marathon 2025: Dorong Sport Tourism dan Pemberdayaan UMKM Lokal
PROPAMI Care Tegaskan Nilai Kepedulian Melalui Aksi Sosial di Bekasi

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Jangka waktu, saya rasa bisa terjadi keterlambatan, tapi bukan menunjukkan berkurangnya komitmen mereka,” kata Dian dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner OJK, Kamis 3 Agustus 2023.
Menurut dia, selain menentukan pemegang saham pengendali (PSP) antara James Riady ataupun Harry Tanoe, kedua belah pihak juga mempersiapkan merger dengan matang sehingga memerlukan waktu lebih lama dari yang telah diperkirakan di awal.
“Banyak hal teknis yang perlu dibicarakan, saya rasa walau perlu waktu, pada akhirnya proses merger semakin baik,” katanya.
Baca Juga:
Portofolio Sustainable Finance BRI Tembus hingga Rp796 Triliun, Terbesar di Indonesia
Sukses Kembangkan Pariwisata Alam dan Agrikultur, Intip Cerita Desa BRILiaN di Lereng Gunung Merapi
RUPST BSI Tunjuk Anggoro Eko Cahyo Sebagai Dirut Baru dan Bagikan Dividen Lebih dari Rp1 Triliun
Menurut Dian, rencana merger kedua bank merupakan wujud komitmen dari pemegang saham secara business to business (BtB) dalam rangka mendukung konsolidasi serta penguatan industri perbankan.
NOBU dan BABP saat ini masih kelompok bank berdasarkan modal inti (KBMI) 1 atau dengan modal kurang dari Rp 6 triliun. Dengan dilakukannya penggabungan, hasil bank merger akan naik kelas menjadi KBMI 2, yakni bank bermodal inti Rp 6-14 triliun.
Baca Juga:
BRI Serahkan Hadiah BRImo FSTVL 2024 kepada Para Pemenang, Apresiasi Nasabah Loyal
Ini Aksi Nyata BRI Menanam – Grow and Green di Pulau Kapoposang, Jaga Ekosistem Laut Tetap Lestari
Jaga Kualitas Aset Tetap Sehat, Ini Strategi Manajemen Risiko BRI di Tengah Dinamika Ekonomi Global