Mediaemiten.com, Tokyo – Pasar saham Asia menguat pada perdagangan Selasa (2/10/2018) pagi, dengan kenaikan ekuitas Jepang ke tingkat tertinggi baru 27 tahun, merespons penguatan harga minyak mentah serta kesepakatan baru perjanjian perdagangan bebas Amerika Utara (NAFTA).
Amerika Serikat dan Kanada mencapai kesepakatan menit terakhir pada Minggu (30/9/2018) untuk menyelamatkan NAFTA sebagai pakta trilateral dengan Meksiko, menyelamatkan zona perdagangan terbuka tiga negara senilai 1,2 triliun dolar AS yang nyaris hancur setelah hampir seperempat abad.
Indeks MSCI terluas dari saham Asia Pasifik di luar Jepang, sedikit berubah.
Pasar saham Australia naik 0,1 persen, KOSPI Korea Selatan naik 0,05 persen dan Nikkei Jepang naik 0,5 persen.
Baca Juga:
“Kesepakatan NAFTA adalah prestasi yang berhasil dicapai Presiden Trump sebelum pemilihan paruh waktu AS, kehati-hatian di pasar yang lebih luas sedang surut untuk sementara waktu,” kata Masahiro Ichikawa, ahli strategi senior di Sumitomo Mitsui Asset Management.
Pasar keuangan China ditutup selama seminggu mulai 1 hingga 5 Oktober untuk hari libur nasional.
Dow naik 0,73 persen dan S&P 500 naik 0,36 persen pada Senin (1/10/2018) setelah kesepakatan untuk melestarikan NAFTA membantu meredakan kekhawatiran perdagangan.
Dolar Kanada diperdagangkan pada 1,2810 per dolar AS setelah reli ke level tertinggi empat bulan 1,2782 semalam (Senin) setelah perjanjian perdagangan trilateral.
Euro sedikit berubah pada 1,1577 dolar setelah tergelincir 0,25 persen pada Senin (1/10/2018) di tengah kekhawatiran baru tentang anggaran Italia yang banyak dililit utang.
Mata uang tunggal telah dirugikan oleh kekhawatiran bahwa peningkatan signifikan dalam anggaran Italia akan meningkatkan tingkat utang negara itu.
Dolar melayang sedikit di bawah level tertinggi 11 bulan di 114,06 yen pada Senin (1/10/2018), karena meningkatnya sentimen risiko investor membebani mata uang Jepang.
Indeks dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama berdiri di 95,289 setelah naik ke 95,373 semalam (Senin 1/10/2018), tertinggi sejak 10 September.
Baca Juga:
Super Apps BRImo Hadirkan Solusi Praktis untuk Masyarakat di Bulan Ramadan, Zakat di Ujung Jari
Greenback menarik dukungan berkat kenaikan tipis pada imbal hasil surat utang AS, karena kenaikan pasar ekuitas menahan permintaan untuk surat utang sebagai salah satu aset “safe haven”.
Di komoditas, harga minyak mentah AS naik 0,35 persen menjadi 75,56 dolar AS per barel.
Kontrak telah melonjak hampir tiga persen menjadi 75,77 dolar AS per barel pada Senin (1/10/2018), tertinggi sejak November 2014, karena kesepakatan untuk menyelamatkan NAFTA memicu ekspektasi pertumbuhan ekonomi dan sanksi-sanksi AS terhadap Iran juga semakin dekat. (pep)