Saat Ketegangan Perdagangan, The Fed Tetap Naikkan Suku Bunga

- Pewarta

Kamis, 27 September 2018 - 06:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mediaemiten.com, Washington – Federal Reserve AS pada Rabu (26/9/2018) menaikkan suku bunga jangka pendek untuk ketiga kalinya tahun ini, meskipun ada kekhawatiran atas meningkatnya ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan mitra-mitra dagangnya.

“Mengingat realisasi dan ekspektasi kondisi-kondisi pasar kerja dan inflasi, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memutuskan untuk menaikkan kisaran target tingkat suku bunga federal fund (FFR) menjadi 2,00 hingga 2,25 persen,” kata bank sentral dalam sebuah pernyataan setelah mengakhiri pertemuan dua hari.

The Fed mengatakan pasar tenaga kerja AS telah “terus menguat” dan kegiatan ekonomi telah “meningkat pada tingkat yang kuat”, dengan belanja rumah tangga dan investasi tetap atau investasi modal bisnis tumbuh “kuat”.

Bank sentral memperkirakan ekonomi AS akan tumbuh 3,1 persen tahun ini, lebih tinggi dari 2,8 persen yang diperkirakan pada Juni, menurut proyeksi ekonomi terbaru The Fed yang dirilis pada Rabu (26/9/2018).

Pertumbuhan ekonomi yang solid dan tingkat pengangguran yang menurun, cenderung menjaga The Fed pada jalur stabil menuju pengetatan kebijakan moneter untuk mencegah ekonomi AS dari “overheating” (terlalu panas), kata para analis.

Bank sentral pada Rabu (26/9/2018) juga menghapus kalimat “sikap kebijakan moneter tetap akomodatif” dari pernyataannya. Tetapi Ketua The Fed Jerome Powell mengecilkan arti penting dari perubahan ini.

“Ini tidak menandakan perubahan dalam jalur kebijakan. Sebaliknya, itu adalah tanda bahwa kebijakan berjalan sesuai dengan harapan kami,” Powell mengatakan pada konferensi pers Rabu (26/9/2018).

“Kami masih berharap, sesuai pernyataan yang kami katakan, peningkatan bertahap lebih lanjut dalam kisaran target untuk suku bunga,” katanya.

Pejabat-pejabat Fed memperkirakan satu kenaikan suku bunga lagi tahun ini, menurut perkiraan median untuk suku bunga federal fund. Sebagian besar pelaku pasar memperkirakan bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan kebijakan Desember.

Sementara menonjolkan nada optimis tentang pertumbuhan ekonomi AS secara keseluruhan, Powell juga mengakui kekhawatiran perdagangan di kalangan pebisnis Amerika.

“Kami telah mendengar paduan kekhawatiran yang meningkat dari para pelaku bisnis di seluruh negeri tentang gangguan rantai pasokan, biaya material meningkat,” katanya.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Ia menambahkan pejabat-pejabat The Fed khawatir tentang hilangnya kepercayaan bisnis dan kemungkinan reaksi pasar keuangan terhadap perkembangan perdagangan yang tidak terduga.

Di bawah kebijakan proteksionis “America First”, pemerintahan Trump telah memberlakukan tarif tinggi pada berbagai produk impor senilai ratusan miliar dolar AS, memicu penentangan yang kuat dari komunitas bisnis domestik dan tindakan-tindakan balasan dari para mitra perdagangan AS.

“Saya pikir jika ini, mungkin secara tidak sengaja, pergi ke tempat di mana kita memiliki tarif tinggi untuk waktu yang lama, dunia yang lebih proteksionis, itu akan berdampak buruk bagi ekonomi Amerika Serikat, dan bagi pekerja dan keluarga Amerika, dan juga untuk negara-negara lainnya,” kata Powell.

Pengumuman pada Rabu (26/9/2018), menandai kenaikan suku bunga The Fed kedelapan dari siklus pengetatan yang dimulai Desember 2015 dan langkah ketiga di bawah Powell, yang mengambil kemudi bank sentral pada Februari.

Kenaikan suku bunga juga datang setelah Presiden AS Donald Trump baru-baru ini mengeluh bahwa dia “tidak senang” oleh kebijakan pengetatan Fed.

Ketika dinominasikan oleh Trump untuk mengepalai bank sentral, Powell berjanji bahwa The Fed akan tetap independen secara politik.

“Kami mempertimbangkan pemikiran terbaik, teori terbaik, dan bukti terbaik . Kami tidak mempertimbangkan faktor politik atau hal-hal seperti itu,” katanya. (pep)

Berita Terkait

BRI Siapkan Rp32,8 Triliun untuk Lebaran, Pastikan Kebutuhan Uang Tunai Masyarakat Terpenuhi Hingga Pelosok
Bulan Ramadhan adalah Kesempatan untuk Meraih Ampunan dan Pahala, Selamat Beribadah Puasa
Tak Sesuai dengan Prosedur, Pembiayaan Lembaga Ekspor Indonesia (LPEI) ke PT DST dan PT MIF
Ingatkan Para Pimpinan TNI-Polri, Presiden Prabowo Subianto: Rakyat Menuntut Dedikasi yang Tinggi
Jangan Lewatkan! BRI UMKM EXPO(RT) & Microfinance Outlook 2025 Digelar 30 Januari – 2 Februari di ICE BSD
Indonesia Negara Kaya, Prabowo Subianto Ungkap Indonesia Mampu Bangkit dengan Disiplin dan Efisien
Bahas Hubungan Bilateral, Prabowo Subianto dan Anwar Ibrahim Bertemu di Rumah Tangsi Malaysia
Bangun 1 Juta Rumah untuk Rakyat, Presiden Prabowo Subianto Berhasil Gaet Investor Qatar

Berita Terkait

Senin, 10 Maret 2025 - 12:04 WIB

BRI Siapkan Rp32,8 Triliun untuk Lebaran, Pastikan Kebutuhan Uang Tunai Masyarakat Terpenuhi Hingga Pelosok

Sabtu, 1 Maret 2025 - 11:11 WIB

Bulan Ramadhan adalah Kesempatan untuk Meraih Ampunan dan Pahala, Selamat Beribadah Puasa

Senin, 3 Februari 2025 - 10:08 WIB

Tak Sesuai dengan Prosedur, Pembiayaan Lembaga Ekspor Indonesia (LPEI) ke PT DST dan PT MIF

Sabtu, 1 Februari 2025 - 10:42 WIB

Ingatkan Para Pimpinan TNI-Polri, Presiden Prabowo Subianto: Rakyat Menuntut Dedikasi yang Tinggi

Rabu, 29 Januari 2025 - 14:24 WIB

Jangan Lewatkan! BRI UMKM EXPO(RT) & Microfinance Outlook 2025 Digelar 30 Januari – 2 Februari di ICE BSD

Berita Terbaru