Mediaemiten.com, Jakarta – Melemah dan terus merosotnya nilai kurs rupiah terhadap dolar AS yang sudah mencapai Rp 14 ribu mendapat perhatian khusus dari anggota Komisi I DPR RI fraksi Gerindra dapil DIY, Andika Pandu Puragabaya.
Dia menungkapkan, dengan terus melemahnya nilai kurs rupiah saat ini sangat berpotensi krisis besar bakal dihadapi Indonesia. Menurutnya, dengan makin lemahnya mata uang rupiah, kewajiban pemerintah untuk bayar pokok bunga utang semakin besar.
“Indonesia semakin sulit membayar cicilan dan bunga utang luar negeri. Seharusnya dengan kondisi yang makin parah seperti saat ini, pemerintah harus mulai lepas dari investasi dan tenaga kerja asing. Bukan justru makin gencar berkampanye dengan koar-koar mengumumkan keberhasilan kerjanya,” tegas Andika Pandu, Selasa (4/9/2018).
Pandu juga meminta pemerintah jujur soal ambang batas psikologi nilai tukar rupiah. Menurut putra mantan Panglima TNI Djoko Santoso ini, pemerintah tak perlu berbohong untuk membuat tenang masyarakat semata, dengan mengatakan ambang batas psikologi nilai tukar Rp20 ribu per dolar AS.
Baca Juga:
Romadhon Jasn Menjadi Direktur Sapulangit Public Relations, Ditunjuk Sapulangit Media Circle (SMC)
“Dengan kondisi (melemahnya nilai kurs rupiah) ini, saya berani menyimpulkan jika elektabilitas pemerintahan dibawah Presiden Joko Widodo akan turut merosot. Jokowi sudah gagal memenuhi janjinya, salah satunya soal kemandirian ekonomi,” imbuh Andika Pandu.
Dia berharap pemerintahan dibawah Jokowi segera menanggulangi melemahnya kurs rupiah ini, karena dalam beberapa waktu kedepan kondisi ini masih saja sama, bahkan kian jeblok. “Intinya, Jokowi bersama kabinetnya harus fokus kerja ngurus negara ini, bukan justru berkampanye,” tandasnya. Demikian, seperti dilansir Krjogja.com. (*)