MEDIA EMITEN -Sriwijaya Air bersiap melakukan penawaran umum perdana saham (IPO), menyusul disetujuinya proposal perdamaian untuk menyelesaikan kewajiban kepada mitra bisnis dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Financial Advisor Sriwijaya dari Triple B, Noprian Fadli mengaku bersyukur bahwa proposal perdamaian yang diajukan Sriwijaya Air disetujui oleh para kreditor.
Dalam keterangan resmi, Kamis 13 Juli 2023, salah satu poin pada proposal perdamaian tersebut yakni Sriwijaya Air akan melakukan listing perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI), untuk mencari modal strategis guna pengembangan perusahaan.
“Memang niatan dari awal Sriwijaya harus lebih baik dari sebelum PKPU. Jadi langit ini mau dipenuhi biru putih merahnya Sriwijaya lagi. (IPO) ini adalah rencana yang ada dalam proposal perdamaian. Salah satu business plan-nya adalah IPO,” katanya.
Baca Juga:
Pengusaha ‘Batik Tulis Soedjono’ Ini Bawa Warisan Budaya ke Pasar Global, Berkat Pemberdayaan BRI
Super App BRImo Kini Tersedia dalam Dua Bahasa, Semakin Ramah Pengguna
Dukungan BRI Antar Usaha Lokal Perhiasan Batu Alam Jangkau Pasar Internasional
Ia menambahkan, proposal perdamaian itu juga akan memberikan kenyamanan bagi dua belah pihak. Pasalnya, hal itu akan mengurangi beban keuangan sekitar minimum 80%.
Diharapkan, seiring berjalannya waktu, modal yang tadinya negatif jadi positif. “Ini membuka ruang cakrawala untuk investor dan lessor masuk dan berkontribusi bagi aviasi kita,” jelasnya.
Perwakilan Tim Pengurus Sriwijaya Air, Januardo Sihombing, S.H., M.A, usai sidang PKPU hari ini (13/7), di PN Jakarta Pusat merinci hasil pemungutan suara PKPU mencatat, kreditur separatis kehadiran 100 persen dengan jumlah tagihan Rp3.627.019.528.172,35 yang mewakili 362.702 suara ekuivalen dengan 100 persen.
Sementara kreditur konkuren, jumlah kehadiran 76 kreditur, di mana 70 kreditur menyatakan setuju terhadap rencana perdamaian dan 6 kreditur tak menyetujui.
Baca Juga:
Diakui Internasional, Layanan Wealth Management BRI Raih Penghargaan Internasional dari Euromoney
Pefindo Catatkan Penerbitan Surat Utang Korporasi pada Januari – Maret 2025 Mencapai Rp46,7 Triliun
Sejumlah 6 kreditur yang tak setuju itu mewakili 8 persen dari jumlah kreditur yang hadir yang mewakili jumlah tagihan Rp246.129.977.001,46 atau dengan ekuivalen jumlah suara sebanyak 24.613 yang mewakili presentase tak setuju yakni sebesar 6,67 persen.
Januardo mengungkapkan, kreditor konkuren yang tidak menyetujui proposal perdamaian yang diajukan Sriwijaya Air, sifatnya adalah abstein. Mereka adalah investor asing yang memang masih menunggu approval dari kliennya