Mediaemiten.com, Palangka Raya – Neraca perdagangan luar negeri Kalimantan Tengah (Kalteng) pada 2018 mengalami surplus sebesar 1,374 miliar dolar Amerika Serikat.
“Total nilai ekspor periode Januari hingga Oktober 2018 adalah sebesar 1,569 miliar dolar AS dan total nilai impor adalah sebesar 195,35 juta dolar AS,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalteng Muhammad Hatta di Palangka Raya, Rabu (16/1/2019).
Secara komulatif, total nilai ekspor Kalteng 2018 mengalami kenaikan sebesar 2,36 persen dibanding 2017 yang sebesar 1,533 miliar dolar AS.
“Capaian ini cukup bagus, mengingat secara nasional neraca perdagangan luar negeri mengalami defisit,” katanya.
Baca Juga:
Pefindo Catatkan Penerbitan Surat Utang Korporasi pada Januari – Maret 2025 Mencapai Rp46,7 Triliun
Wacana Pendirian Pangkalan Militer Pihak Asing di Wilayah Indonesia Ditanggapi Politisi PDIP
Hatta menyebutkan Kalteng mampu memberikan kontribusi nyata secara nasional sebagai provinsi penyumbang devisa negara dengan mencatat surplus yang cukup signifikan.
Negara tujuan ekspor terbesar Kalteng yakni Jepang dengan nilai total ekspor 601,36 juta dolar AS, disusul Tiongkok 301,10 juta dolar AS, India 218,55 juta dolar AS, Filipina 44,88 juta dolar AS serta Bangladesh 20,35 juta dolar AS.
“Jika dipresentasekan, Jepang adalah negara tujuan ekspor terbesar yaitu sebanyak 38,31 persen,” kata Hatta.
Komoditas ekspor Kalteng masih didominasi bahan bakar mineral yakni batubara dengan nilai total e919,71 juta dolar AS atau sebesar 58,59 persen.
Baca Juga:
Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji Tahun 2025, BRI Proaktif Dalam Pelayanan Haji
Negara tujuan meliputi Jepang, Tiongkok, India dan Pakistan.
Sementara itu komoditas lainnya adalah minyak kelapa sawit atau (crude palm oil/CPO) dan turunannya sebesar 232,75 juta dolar AS, karet sebesar 102,22 juta dolar AS, bijih besi dan logam sebesar 92,65 juta dolar AS serta kayu dan barang dari kayu sebesar 91,34 juta dolar AS.
Ia menjelaskan, pihaknya memberikan pembinaan dan pendampingan teknis, edukasi, sosialisasi, dan fasilitasi dalam bidang ekspor impor.
“Selain itu, kami juga memprioritaskan promosi dagang terkait potensi ekspor Kalteng untuk usaha kecil, menengah, dan besar,” ujar Hatta. (kas/mah)