Mediaemiten.com, Timika – Penyerapan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang disalurkan BRI Cabang Timika dinilai tinggi mengingat pada akhir Agustus 2018 sudah terserap hampir 100 persen.
Kepala Cabang BRI Timika Sukarno di Timika, Jumat (28/9/2018), mengatakan tahun ini BRI Timika ditargetkan menyalurkan KUR dengan alokasi Rp30-an miliar kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
“Akhir Agustus lalu sudah terserap hampir 100 persen. Daya serap KUR di Timika memang paling tinggi,” kata Sukarno.
Ia menjelaskan, terdapat dua jenis KUR yang disalurkan BRI yaitu KUR mikro dengan plafon mencapai Rp25 juta dan KUR retail dengan plafon lebih dari Rp25 juta hingga Rp500 juta.
Baca Juga:
Melalui penyediaan skim KUR tersebut, pihak BRI juga menjalin kerja sama dengan Departemen Social & Local Development PT Freeport Indonesia melakukan pembinaan Mama-mama Papua pelaku usaha penjualan pinang (pondok pinang).
Melalui kerja sama dengan pihak PT Freeport itu, BRI juga membina sejumlah pelaku UMKM yang bergerak di bidang usaha mini market.
“Dalam konteks pembiayaan ini, kami tetap memperhatikan disiplin usaha dari UMKM sehingga dana yang dikucurkan benar-benar dikelola dengan baik mengingat KUR merupakan dana milik masyarakat, bukan dana subsidi dari pemerintah. Pemerintah hanya mensubsidi bunga KUR yaitu 7 persen sehingga perbankan bisa membantu masyarakat untuk meningkatkan usahanya,” jelas Sukarno.
Meski menilai penyerapan KUR di Timika cukup bagus, namun secara umum penyerapan kredit komersial lainnya oleh BRI cukup terdampak dari adanya kebijakan pemutusan hubungan kerja/PHK massal ribuan karyawan PT Freeport dan perusahaan subkontraktornya pada 2017.
Baca Juga:
BRI Dukung Digitalisasi Luncurkan QRIS TAP, Berikan Kecepatan dan Kemudahan dalam Genggaman
Mudahkan Perjalanan Mudik Antarpulau, BRI Hadirkan Fitur Baru Pemesanan Tiket Kapal Lewat BRImo!
Diberdayakan BRI, UMKM Papua Global Spices Berhasil Eksis di Pasar Internasional
“Dampak kondisi yang terjadi di Freeport tahun lalu itu sampai sekarang sangat berdampak. Penyaluran kredit dan lain-lain sekarang ini tidak seramai tahun-tahun sebelumnya,” jelas Sukarno. (eva)