MEDIA EMITEN – Harga emas berjangka anjok pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), menghentikan kenaikan selama dua hari berturut-turut, menjadi di bawah level US$ 1.950 untuk pertama kalinya dalam dua minggu, sehari setelah Fed menaikkan suku bunganya.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange anjlok US 24,40 atau 1,24% menjadiUS$ 1.945,70 per ounce, penurunan satu hari paling tajam emas sejak akhir Juni setelah menyentuh tertinggi sesi di US$ 1.982,60 per ounce.
Harga emas turun setelah keputusan kebijakan Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam 22 tahun. Selain itu, kenaikan suku bunga seperempat poin Bank Sentral Eropa pada Kamis mendorong dolar lebih tinggi terhadap euro, menambah penurunan emas.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Ini 7 Peran BRI Bawa Ekonomi Indonesia Lebih Kuat! Maknai Hari Kebangkitan Nasional
BRI Dukung Purwokerto Half Marathon 2025: Dorong Sport Tourism dan Pemberdayaan UMKM Lokal
PROPAMI Care Tegaskan Nilai Kepedulian Melalui Aksi Sosial di Bekasi

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu, data Kamis (27/7/2023) menunjukkan pertumbuhan kuartal kedua AS lebih kuat dari perkiraan, berkontribusi terhadap kenaikan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah dan menarik harga logam mulia ke level terendah dalam lebih dari dua minggu.
Pembacaan yang lebih baik dari perkiraan pada produk domestik bruto AS kuartal kedua mendorong imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang dan indeks dolar AS, semua “faktor bearish untuk emas,” kata Michael Armbruster, mitra pengelola di Altavest.
Ekonomi AS tumbuh pada kecepatan tahunan 2,4% di kuartal kedua. Para analis memperkirakan peningkatan 2% dalam PDB.
Baca Juga:
Portofolio Sustainable Finance BRI Tembus hingga Rp796 Triliun, Terbesar di Indonesia
Sukses Kembangkan Pariwisata Alam dan Agrikultur, Intip Cerita Desa BRILiaN di Lereng Gunung Merapi
RUPST BSI Tunjuk Anggoro Eko Cahyo Sebagai Dirut Baru dan Bagikan Dividen Lebih dari Rp1 Triliun
Indeks Dolar AS, ukuran nilai dolar yang diawasi ketat terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,8% menjadi 101,65 dalam perdagangan baru-baru ini. Imbal hasil obligasi pemerintah 10-tahun juga naik menjadi 4% dari 3,85% pada Rabu (26/7/2023) sore.