MEDIA EMITEN – Harga emas menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), memperpanjang kenaikan untuk hari ketiga berturut-turut karena dolar AS terus melemah setelah data ekonomi menunjukkan bahwa Amerika Serikat secara teknis telah memasuki resesi.
Kontrak harga emas berjangka untuk pengiriman Desember di Divisi Comex New York Exchange melonjak US$ 12,6 atau 0,71%, menjadi ditutup pada 1,781,80 per ounce, setelah sempat mencapai level tertinggi di level US$ 1.784,60.
Sementara itu kontrak harga emas berjangka untuk pengiriman Agustus menyelesaikan sesi dengan kenaikan US$12,60 atau 0,7% menjadi US$ 1.762,90, setelah menyentuh tertinggi sesi di level US$ 1.765,85 per ounce.
Untuk minggu ini kontrak harga emas Agustus naik 2,1%, terbesar sejak kenaikan 4,2% selama seminggu hingga 25 Februari.
Baca Juga:
Ini 5 Komitmen Nyata BRI Dorong Peningkatan Kualitas Dan Daya Saing UMKM
Sebut Menuju Swasembada Energi, Presiden Prabowo Subianto Resmikan 37 Proyek Listrik di 18 Provinsi
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu Ungkap Alasan BTN Akuisisi Bank Victoria
Di sisi lain, dolar melemah di tengah penurunan tajam dalam imbal hasil obligasi pemerintah setelah investor menafsirkan ekonomi AS yang menyusut sebagai satu lagi alasan bagi Federal Reserve (Fed) untuk mengurangi langkah pengetatannya.
Greenback yang diperdagangkan berlawanan dengan emas, telah jatuh hampir satu persen jika digabungkan dalam dua hari terakhir terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya.
Grafik emas menunjukkan bahwa logam mulia itu dapat terus naik hingga US$ 1.800, jika dolar dan imbal hasil obligasi mundur lebih jauh dari proyeksi kenaikan suku bunga Federal Reserve yang lebih lembut sepanjang sisa tahun ini.
Data ekonomi yang dirilis Jumat (29/7/2022) juga mendukung emas. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS, ukuran inflasi, melonjak 1% pada Juni, kenaikan terbesar sejak September 2005 dan menyusul kenaikan 0,6% pada Mei.
Baca Juga:
Indonesia Negara Kaya, Prabowo Subianto Ungkap Indonesia Mampu Bangkit dengan Disiplin dan Efisien
Produktivitasnya Meningkat Berkat Pemberdayaan Klaster Usaha dari BRI, Ini Kisah Petani di Merauke
Pengguna Inovasi Digital Super Apps BRImo Tembus 38,61 Juta, Terbesar di Indonesia
Dalam 12 bulan hingga Juni, indeks harga PCE naik 6,8%, kenaikan terbesar sejak Januari 1982 dan menyusul kenaikan 6,3% tahun ke tahun pada Mei. Inflasi tampak memanas pada Juni.
Institute for Supply Management Chicago Business Barometer turun menjadi 52,1 pada Juli dari 56 pada Juni, pembacaan terendah sejak Agustus 2020 dan juga lebih rendah dari perkiraan para ekonom untuk pembacaan stabil di 56.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 32,9 sen atau 1,66% menjadi US$ 20,197 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik US$ 13 atau 1,48% menjadi US$ 889,80 per ounce.