MEDIA EMITEN – Harga emas berjangka lanjut koreksi pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut karena dolar AS menguat di tengah kehati-hatian menjelang data inflasi konsumen AS dan pertemuan Federal Reserve.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange turun US$ 7,50 atau 0,38% menjadi US$ 1.969,70 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$ 1.981,40 dan terendah di US$ 1.963,10.
Dolar AS menguat pada perdagangan Senin (12/6/2023), dengan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,09% menjadi 103,6455 pada pukul 15.00 waktu setempat (19.00 GMT).
Emas bertahan pada kisaran perdagangan ketat yang terlihat selama tiga minggu terakhir karena pasar berubah hati-hati menjelang data inflasi konsumen AS dan pertemuan Federal Reserve.
Baca Juga:
Produktivitasnya Meningkat Berkat Pemberdayaan Klaster Usaha dari BRI, Ini Kisah Petani di Merauke
Pengguna Inovasi Digital Super Apps BRImo Tembus 38,61 Juta, Terbesar di Indonesia
Investor juga menunggu indeks harga konsumen (IHK) AS yang akan dirilis Selasa waktu setempat dan keputusan Federal Reserve tentang suku bunga ketika pertemuan kebijakan moneter Juni berakhir pada Rabu (14/6/2023).
Data inflasi juga diharapkan menjadi faktor penentu dalam keputusan Fed, mengingat bahwa tujuan utama bank sentral dalam siklus kenaikan suku bunga ini adalah untuk menurunkan inflasi ke target tahunan Fed 2%.
Ekspektasi pasar adalah Federal Reserve akan menghentikan kenaikan suku bunga pada pertemuan Juni dan menaikkan suku bunga di pertemuan berikutnya pada Juli, tergantung pada laporan inflasi pada Selasa.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun US$ 35,10 sen atau 1,44% menjadi US$ 24,059 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli merosot US$ 17,50 atau 1,73% menjadiUS$ 995,30 per ounce.