Emas Koreksi, Dolar AS Menguat

- Pewarta

Selasa, 13 Juni 2023 - 08:02 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto ilustrasi: Harga emas merosot tertekan penguatan dolar AS/Dok.

Foto ilustrasi: Harga emas merosot tertekan penguatan dolar AS/Dok.

MEDIA EMITEN – Harga emas berjangka lanjut koreksi pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), memperpanjang kerugian untuk hari kedua berturut-turut karena dolar AS menguat di tengah kehati-hatian menjelang data inflasi konsumen AS dan pertemuan Federal Reserve.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange turun US$ 7,50 atau 0,38% menjadi US$ 1.969,70 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$ 1.981,40 dan terendah di US$ 1.963,10. 

Dolar AS menguat pada perdagangan Senin (12/6/2023), dengan indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,09% menjadi 103,6455 pada pukul 15.00 waktu setempat (19.00 GMT).

Emas bertahan pada kisaran perdagangan ketat yang terlihat selama tiga minggu terakhir karena pasar berubah hati-hati menjelang data inflasi konsumen AS dan pertemuan Federal Reserve. 

Investor juga menunggu indeks harga konsumen (IHK) AS yang akan dirilis Selasa waktu setempat dan keputusan Federal Reserve tentang suku bunga ketika pertemuan kebijakan moneter Juni berakhir pada Rabu (14/6/2023).

Data inflasi juga diharapkan menjadi faktor penentu dalam keputusan Fed, mengingat bahwa tujuan utama bank sentral dalam siklus kenaikan suku bunga ini adalah untuk menurunkan inflasi ke target tahunan Fed 2%. 

Ekspektasi pasar adalah Federal Reserve akan menghentikan kenaikan suku bunga pada pertemuan Juni dan menaikkan suku bunga di pertemuan berikutnya pada Juli, tergantung pada laporan inflasi pada Selasa.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun US$ 35,10 sen atau 1,44% menjadi US$ 24,059 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli merosot US$ 17,50 atau 1,73% menjadiUS$ 995,30 per ounce.

Berita Terkait

Produktivitasnya Meningkat Berkat Pemberdayaan Klaster Usaha dari BRI, Ini Kisah Petani di Merauke
Pengguna Inovasi Digital Super Apps BRImo Tembus 38,61 Juta, Terbesar di Indonesia
Terdepan dalam Praktik Sustainable Finance, BRI Menjadi Satu-Satunya BUMN Penerbit Obligasi Hijau di Tahun 2024
Titiek Soeharto Apresiasi Mentan Amran Sulaiman Atasi Banjir, 200 Hektar Persawahan di Bantul Terdampak Banjir
Inilah 10 Bukti Nyata Tentang Kontribusi BRI untuk Negeri, Dorong Ekonomi Kerakyatan yang Inklusif
Keluarga Pemilik Ikut Daftar Tagih Utang Rp1,2 triliun, Termasuk Dirut PT Sritex Iwan Kurniawan Lukminto
BRI Gelar Sosialisasi Bersama KPK Tentang Bahaya dan Dampak Korupsi, Perkuat Komiten Anti Korupsi
Ini Dampak Ekonomi dan Sosial Keberadaan AgenBRILink Milik BRI, Mencapai Lebih 1 Juta Agen

Berita Terkait

Senin, 20 Januari 2025 - 11:44 WIB

Produktivitasnya Meningkat Berkat Pemberdayaan Klaster Usaha dari BRI, Ini Kisah Petani di Merauke

Minggu, 19 Januari 2025 - 11:59 WIB

Pengguna Inovasi Digital Super Apps BRImo Tembus 38,61 Juta, Terbesar di Indonesia

Jumat, 17 Januari 2025 - 15:13 WIB

Terdepan dalam Praktik Sustainable Finance, BRI Menjadi Satu-Satunya BUMN Penerbit Obligasi Hijau di Tahun 2024

Selasa, 14 Januari 2025 - 21:22 WIB

Inilah 10 Bukti Nyata Tentang Kontribusi BRI untuk Negeri, Dorong Ekonomi Kerakyatan yang Inklusif

Selasa, 14 Januari 2025 - 14:43 WIB

Keluarga Pemilik Ikut Daftar Tagih Utang Rp1,2 triliun, Termasuk Dirut PT Sritex Iwan Kurniawan Lukminto

Berita Terbaru