Mediaemiten.com, Jakarta – Dua perusahaan baru yakni PT Jaya Bersama Indo Tbk dan PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursaa BEI Laksono Widito Widodo di Jakarta, Rabu (10/10/2018) mengatakan setelah resmi menjadi perusahaan publik, diharapkan kedua emiten itu dapat meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG).
“Bursa siap membantu perusahaan dalam menjalankan perannya di pasar modal,” ujarnya.
Ia mengatakan, tercatatnya dua saham perusahaan itu maka total saham di BEI menjadi sebanyak 607 perusahaan tercatat.
Baca Juga:
Ia mengharapkan kedua perusahaan itu juga dapat meningkatkan kinerjanya sehingga sahamnya menjadi salah satu incaran investor di pasar modal.
Direktur Utama Garudafood, Hardianto Atmadja mengatakan, aksi korporasi ini merupakan bagian dari rencana perusahaan memperkuat modal kerja guna menjalankan ekspansi bisnis jangka panjang.
“Kami menjadi emiten ke-44 yang IPO pada tahun 2018 di Bursa Efek Indonesia,” katanya.
Terpantau dalam perdagangan perdana, saham Garudafood dengan kode perdagangan GOOD mengalami kenaikan 49,81 persen menjadi Rp1.925 dibandingkan harga IPO sebesar Rp1.285 per saham.
Baca Juga:
BRI Dukung Digitalisasi Luncurkan QRIS TAP, Berikan Kecepatan dan Kemudahan dalam Genggaman
Mudahkan Perjalanan Mudik Antarpulau, BRI Hadirkan Fitur Baru Pemesanan Tiket Kapal Lewat BRImo!
Diberdayakan BRI, UMKM Papua Global Spices Berhasil Eksis di Pasar Internasional
Sementara itu, Direktur Jaya Bersama Indo Tbk, Dewi Tio mengatakan perseroan akan menggunakan dana hasil IPO untuk mengembangkan bisnis hingga ke luar negeri.
“Alokasi dana IPO sebesar 80 persennya untuk ekspansi bisnis, membuka gerai baru dan merenovasi gerai yang ada. Sedangkan sisanya sebesar 20 persen untuk modal kerja,” katanya.
Harga saham Jaya Bersama Indo Tbk dengan kode perdagangan DUCK terpantau juga mengalami kenaikan sebesar 49,5 persen menjadi Rp755 dibandingkan harga IPO sebesar Rp505 per saham. (zub)