MEDIA EMITEN – Dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat ( Sabtu pagi WIB), seiring dengan sikap hawkish para pejabat Federal Reserve.
Indeks dolar yang mengukur nilai greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, mengalami kenaikan sebesar 0,21%, mencapai angka 105,5876 pada penutupan perdagangan.
Gubernur Federal Reserve, Michelle Bowman, dalam pernyataannya memperkirakan bahwa kenaikan suku bunga mungkin akan diperlukan untuk mengendalikan inflasi dan menjaga agar tetap berada pada level 2% pada waktu yang tepat.
Menurut dia, para pejabat Federal Reserve memproyeksikan bahwa inflasi akan terus berada di atas 2,0% hingga setidaknya akhir tahun 2025, sesuai dengan proyeksi ekonomi triwulanan yang baru saja dirilis oleh para pembuat kebijakan.
Baca Juga:
Sukses Kembangkan Usaha Berkat Pemberdayaan BRI, Inilah Kisah Pengusaha Jambu di Kudus, Jateng
Pemain Belakang Timnas Indonesia, Jordi Amat Tidak akan Tampil dalam Laga Lawan Tiongkok
BRImo FSTVL 2024 Hadir Bidik Generasi Muda, Padukan Kecanggihan Teknologi dan Hiburan
Presiden Federal Reserve Bank of Boston, Susan Collins, juga menegaskan dukungannya untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi, mengingat tantangan yang terus muncul dalam menangani inflasi yang terlalu tinggi.
Pada hari yang sama, indeks manajer pembelian (PMI) manufaktur S&P Global meningkat menjadi 48,9 pada awal September, dibandingkan dengan angka 47,9 pada Agustus, menunjukkan adanya kontraksi dalam aktivitas bisnis sektor manufaktur, meskipun lajunya melambat.
Sementara itu, PMI untuk sektor jasa turun tipis menjadi 50,2 dari 50,5 pada periode yang sama, dan PMI gabungan mencapai 50,1, mengalami penurunan ringan dari 50,2 pada bulan Agustus.
Di Asia, Bank Sentral Jepang (BoJ) tetap mempertahankan suku bunga yang sangat rendah, sesuai dengan perkiraan yang telah ada. Gubernur BoJ, Kazuo Ueda, menyampaikan bahwa inflasi belum stabil dan berkelanjutan, sehingga kebijakan moneter yang sangat longgar harus dipertahankan dengan sabar. Namun, ia juga mengakui bahwa kebijakan tersebut dapat berubah jika target inflasi tercapai. Untuk saat ini, prospek ekonomi dan harga masih sangat tinggi.
Baca Juga:
PT Gunbuster Nickel Industry Raih Penghargaan dalam Ajang Konferensi Nasional PKM CSR Award 2024
Generasi Muda, BRI Gelar Program Pengusaha Muda BRILiaN 2024, Tumbuhkan Semangat Entrepreneurship
Pada penutupan perdagangan di New York, dolar AS diperdagangkan dengan nilai 148,3790 yen Jepang, mengalami kenaikan dari 147,5180 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Euro turun menjadi 1,0648 dolar AS dari 1,0662 dolar AS pada sesi sebelumnya, sementara pound Inggris juga mengalami penurunan menjadi 1,2242 dolar AS dari 1,2291 dolar AS.