MEDIA EMITEN – Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), setelah pekan lalu mencatat penurunan mingguan terbesar tahun ini. Investor menunggu hasil keputusan Federal Reserve dalam pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pekan depan.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya turun 0,08% menjadi 99,8404 pada akhir perdagangan.
Minggu ini kemungkinan dolar akan terkonsolidasi karena investor menunggu pertemuan Federal Reserve minggu depan, ketika bank sentral AS diperkirakan akan menaikkan suku bunga dengan tambahan 25 basis poin.
Pasar hampir sepenuhnya memperkirakan kenaikan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan FOMC berikutnya. Menurut kalender ekonomi AS, Biro Sensus AS akan merilis data penjualan ritel Juni pada Selasa dan Fed akan menerbitkan angka produksi industri.
Baca Juga:
Ini 5 Komitmen Nyata BRI Dorong Peningkatan Kualitas Dan Daya Saing UMKM
Sebut Menuju Swasembada Energi, Presiden Prabowo Subianto Resmikan 37 Proyek Listrik di 18 Provinsi
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu Ungkap Alasan BTN Akuisisi Bank Victoria
Sementara itu, Indeks Manufaktur Empire State yang dirilis oleh Federal Reserve New York pada Senin (17/7/2023) turun 5,5 poin menjadi 1,1 pada Juli dari bulan sebelumnya, melampaui perkiraan pasar -4,3.
Untuk keseluruhan indeks, 29 % responden mengatakan bahwa kondisi bisnis telah membaik selama sebulan, sementara 27% melaporkan bahwa kondisi semakin memburuk, menurut survei tersebut.
Laju penurunan dolar minggu lalu “tampaknya luar biasa besar,” kata Marc Chandler, kepala strategi pasar di Bannockburn Global Forex di New York, mencatat bahwa pasar akan stabil dan melihat dolar yang lebih kuat minggu ini.
Fokus ekonomi utama AS minggu ini adalah laporan penjualan ritel untuk Juni pada Selasa, meskipun data tersebut tidak mungkin mempengaruhi jalur kebijakan moneter.
Baca Juga:
Indonesia Negara Kaya, Prabowo Subianto Ungkap Indonesia Mampu Bangkit dengan Disiplin dan Efisien
Produktivitasnya Meningkat Berkat Pemberdayaan Klaster Usaha dari BRI, Ini Kisah Petani di Merauke
Pengguna Inovasi Digital Super Apps BRImo Tembus 38,61 Juta, Terbesar di Indonesia
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1242 dolar AS dari 1,1234 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3082 dolar AS dari 1,3102 dolar pada sesi sebelumnya.
Dolar AS dibeli 138,6470 yen Jepang, lebih rendah dari 138,8260 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,8600 franc Swiss dari 0,8620 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3184 dolar Kanada dari 1,3212 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 10,2316 krona Swedia dari 10,2416 krona Swedia.