Rupiah Menguat Tajam, Ekspektasi Inflasi AS Reda

- Pewarta

Kamis, 12 Januari 2023 - 16:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto ilustrasi: Rupiah menguat terhadap dolar AS/Dok.

Foto ilustrasi: Rupiah menguat terhadap dolar AS/Dok.

MEDIA EMITEN – Nilai tukar rupiah terhadap dolar ASmenguat tajam dengan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia di level Rp 15.366 per dolar AS pada Kamis 23 Januari 2023, dibanding posisi hari sebelumnya Rp 15.527 per dolar AS.

Sementara itu, rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta ditutup menguat 143 poin atau 0,92% ke posisi Rp 15.339 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.482 per dolar AS.

Penguatan rupiah didorong ekspektasi meredanya inflasi AS yang bisa membuat The Fed memperlambat kenaikan kenaikan suku bunga saat ini. Hal ini membuat dolar AS jatuh terhadap mata uang utama lainnya.

Data indeks harga konsumen AS yang akan dirilis malam ini diperkirakan akan menunjukkan bahwa inflasi mereda lebih lanjut pada Desember dari bulan sebelumnya, yang akan menyebabkan langkah yang kurang hawkish dari Federal Reserve setelah kenaikan suku bunga yang cepat hingga 2022.

Mayoritas pelaku pasar saat ini memandang The Fed hanya akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan Februari.

Angka tersebut dipandang kecil dibandingkan langkah The Fed pada 2023 lalu. Hal itu mendorong turunnya minat pasar terhadap dolar AS saat ini.

Jika nanti malam IHK AS menunjukkan kenaikan, dapat mendorong ekspektasi The Fed bersikap lebih agresif dari yang sudah direncanakan dan dapat mengangkat dolar AS.

Namun jika inflasi mereda pada Desember, tetapi karena masih jauh di atas target tahunan bank sentral, juga dapat menimbulkan peringatan dari anggota Fed bahwa suku bunga masih bisa tetap lebih tinggi lebih lama.

Dari dala negeri, pasar merespons positif rencana perubahan aturan penempatan devisa hasil ekspor (DHE). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pihaknya masih mengkaji soal perubahan cakupan dan jangka waktu penempatan devisa hasil ekspor (DHE) di dalam negeri.

“Kita akan melakukan perubahan terutama menyangkut scope-nya. Nanti kita berkoordinasi dengan para menteri koordinator dulu untuk membahasnya,” kata Sri Mulyani di kawasan Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.

Berita Terkait

Pengguna Inovasi Digital Super Apps BRImo Tembus 38,61 Juta, Terbesar di Indonesia
Terdepan dalam Praktik Sustainable Finance, BRI Menjadi Satu-Satunya BUMN Penerbit Obligasi Hijau di Tahun 2024
Titiek Soeharto Apresiasi Mentan Amran Sulaiman Atasi Banjir, 200 Hektar Persawahan di Bantul Terdampak Banjir
Inilah 10 Bukti Nyata Tentang Kontribusi BRI untuk Negeri, Dorong Ekonomi Kerakyatan yang Inklusif
Keluarga Pemilik Ikut Daftar Tagih Utang Rp1,2 triliun, Termasuk Dirut PT Sritex Iwan Kurniawan Lukminto
BRI Gelar Sosialisasi Bersama KPK Tentang Bahaya dan Dampak Korupsi, Perkuat Komiten Anti Korupsi
Ini Dampak Ekonomi dan Sosial Keberadaan AgenBRILink Milik BRI, Mencapai Lebih 1 Juta Agen
Dirut BRI Sunarso Dapat Penghargaan ‘Impact on Financial Industry Leadership, Buka Akses Keuangan ke Masyarakat

Berita Terkait

Minggu, 19 Januari 2025 - 11:59 WIB

Pengguna Inovasi Digital Super Apps BRImo Tembus 38,61 Juta, Terbesar di Indonesia

Jumat, 17 Januari 2025 - 15:13 WIB

Terdepan dalam Praktik Sustainable Finance, BRI Menjadi Satu-Satunya BUMN Penerbit Obligasi Hijau di Tahun 2024

Kamis, 16 Januari 2025 - 11:25 WIB

Titiek Soeharto Apresiasi Mentan Amran Sulaiman Atasi Banjir, 200 Hektar Persawahan di Bantul Terdampak Banjir

Selasa, 14 Januari 2025 - 21:22 WIB

Inilah 10 Bukti Nyata Tentang Kontribusi BRI untuk Negeri, Dorong Ekonomi Kerakyatan yang Inklusif

Selasa, 14 Januari 2025 - 14:43 WIB

Keluarga Pemilik Ikut Daftar Tagih Utang Rp1,2 triliun, Termasuk Dirut PT Sritex Iwan Kurniawan Lukminto

Berita Terbaru