MEDIA EMITEN – Harga emas berjangka rebound pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), menghentikan penurunan selama tiga hari berturut-turut, menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange naik tipis US$ 1,5 menjadi US$ 1.963,70 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$ 1.967,10 dan terendah sesi di US$ 1.951,60 per ounce.
Bank Sentral Eropa dan Bank Jepang juga akan mengumumkan keputusan kebijakan moneter akhir pekan ini.
“Ini bisa menjadi minggu yang sangat fluktuatif untuk emas karena keputusan suku bunga Federal Reserve dan data ekonomi utama AS yang masuk,” kata Lukman Otunuga, manajer, analisis pasar di FXTM.
Komentar dari Ketua Fed Jerome Powell pada Rabu dalam konferensi pers setelah keputusan suku bunga Fed mungkin menawarkan beberapa wawasan tentang rencana bank sentral untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Meskipun Fed menahan suku bunga pada Juni setelah memberikan 10 kenaikan suku bunga berturut-turut, bank sentral secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin lagi pada pertemuan ini.
Data ekonomi utama AS minggu ini termasuk pembacaan produk domestik bruto kuartal kedua pada Kamis (27/7/2023) dan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi pada Jumat (28/7/2023), ukuran inflasi pilihan Fed.
Pada Selasa (25/7/2023), survei kepercayaan konsumen AS naik ke level tertinggi dua tahun di 117,0 pada bulan Juli.
Baca Juga:
Inilah 10 Bukti Nyata Tentang Kontribusi BRI untuk Negeri, Dorong Ekonomi Kerakyatan yang Inklusif
Aktor Laga Senior Asal Amerika Serikat Steven Seagel Bertemu dengan Presiden RI Prabowo Subianto
Naiknya suku bunga menjadi pertanda buruk bagi aset yang tidak memberikan imbal hasil seperti emas, mengingat hal itu mendorong peluang kerugian memegang emas. Prospek emas juga tetap tidak pasti, mengingat suku bunga AS kemungkinan akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.