MEDIA EMITEN – Harga emas merosot pada akhir perdagangan Selasa Rabu pagi WIB ), ditopang penguatan dolar AS. Emas mengalami koreksi selama dua sesi perdagangan berturut-turut.
Penurunan ini dipicu oleh penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS setelah Federal Reserve AS memberikan peringatan bahwa suku bunga akan tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.
Pada perdagangan tersebut, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman bulan Desember di divisi Comex New York Exchange jatuh sebesar US$ 16,80 atau 0,87%, dan ditutup pada level US$ 1.919,80 per ounce. Selama sesi perdagangan, harga emas sempat mencapai level tertinggi sebesar US$ 1.935,50 dan terendah di US$ 1.917,20.
Selain penguatan dolar, imbal hasil obligasi pemerintah AS juga mencapai level tertinggi dalam 16 tahun. Dolar yang lebih kuat biasanya membuat investor yang memegang mata uang lain enggan untuk berinvestasi dalam emas.
Baca Juga:
Tiga Tahun Holding Ultra Mikro BRI Group Layani 176 juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Melalui ”Klasterku Hidupku”, BRI Dampingi Klaster Jeruk Semboro Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Data ekonomi yang dirilis pada Selasa (26/9/2023) juga menunjukkan beberapa perubahan. Kepercayaan konsumen Conference Board turun untuk bulan kedua berturut-turut menjadi angka 103 pada bulan September, di bawah konsensus para ekonom yang sebesar 105. Terdapat juga revisi naik untuk angka kepercayaan konsumen pada bulan Agustus, yang sebelumnya berada di level 108,7.
Indeks Harga Rumah Nasional AS dari S&P CoreLogic Case-Shiller, yang mencakup sembilan divisi sensus AS, tumbuh sebesar satu persen secara tahun ke tahun pada bulan Juli, meningkat dari perubahan 0% pada bulan Juni.
Namun, Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan rumah baru di AS mengalami penurunan sebesar 8,7% pada bulan Agustus dibandingkan dengan bulan Juli, dengan tingkat laju tahunan yang disesuaikan secara musiman mencapai 675.000 unit. Ini merupakan laju pertumbuhan yang paling lambat sejak bulan Maret.
Investor saat ini tengah menantikan rilis indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang merupakan ukuran inflasi yang dipantau oleh Federal Reserve, yang akan dirilis pada Jumat (29/9/2023).
Baca Juga:
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman Lakukan Bersih Bersih Calo Proyek Pengadaan Tanpa Kompromi
Mentan Amran Copot Direktur yang Bermain Mata dengan Calo, Subuh Ketahuan Paginya Langsung Dicopot
Harga logam mulia lainnya juga mengalami penurunan. Harga perak untuk pengiriman bulan Desember turun sebesar 18,90 sen atau 0,81%, dan ditutup pada level US$ 23,196 perounce. Sementara itu, harga platinum untuk pengiriman bulan Oktober merosot sebesar US$ 10,40 atau 1,13% menjadi ditutup pada level US$ 907,10 per ounce.