MEDIA EMITEN – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada awal tahun 2023, ditutup menguat tipis 0,36 poin atau 0,01% menjadi 6.850,98 ada perdagangan Senin 2 Januari 2023.
Sementara itu, investor asing masih terus melakukan aksi jual dengan mencatatkan jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp 299,04 miliar di semua pasar dan Rp 298,23 miliar di pasar reguler.
Sentimen positif dari terkendalinya inflasi di Indonesia belum mampu mendorong IHSG. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi pada Desember 2022 mencapai 0,66% dibanding bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Dengan inflasi 0,66 (mtm) pada bulan lalu, inflasi sepanjang 2022 mencapai 5,51%.
Selain itu, PMI Manufaktur Indonesia pada Desember 2022 tercatat pada level 50,9 sedangkan pada sebelumnya ada di level 50,3 yang artinya pertumbuhan industri manufaktur Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca Juga:
Produktivitasnya Meningkat Berkat Pemberdayaan Klaster Usaha dari BRI, Ini Kisah Petani di Merauke
Pengguna Inovasi Digital Super Apps BRImo Tembus 38,61 Juta, Terbesar di Indonesia
Dibuka menguat, IHSG mayoritas bergerak di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG terus bergerak di zona merah namun kembali ke zona hijau jelang penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, empat sektor terkoreksi dimana sektor kesehatan turun paling dalam yaitu minus 1,69%, diikuti sektor energi dan sektor barang konsumen non primer masing-masing minus 0,17% dan minus 0,14%.
Sedangkan sektor meningkat antara lain sektor barang konsumen primer naik paling tinggi yaitu 0,59%, diikuti sektor teknologi dan sektor perindustrian masing-masing 0,31% dan 0,2%.
Adapun saham-saham yang mengalami penguatan harga terbesar yaitu ITMG, RDTX, MKPI, BYAN, dan MREI. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan harga terbesar yakni TFAS, UNTR, ADRO, MIKA, dan PRDA.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 926.975 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 13,75 miliar lembar saham senilai Rp5,53 triliun. Sebanyak 292 saham naik, 244 saham menurun, dan 167 tidak bergerak nilainya.
Dari regional Asia, bursa saham kawasan masih tutup karena libur tahun baru.