MEDIA EMITEN – Tiga indeks utama saham di Bursa Wall Street merosot pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), terseret penurunan saham-saham megacap. Investor menunggu pertemuan bank sentral AS (The Fed) untuk keputusan suku bunga serta sejumlah laporan keuangan perusahaan.
Indeks Dow Jones Industrial Average tergelincir 260,99 poin atau 0,77% menjadi 33.717,09 poin. Indeks S&P 500 merosot 52,79 poin atau 1,3% menjadi 4.017,77 poin. Nasdaq Composite anjlok 227,90 poin atau 1,96% menjadi 11.393,81 poin.
Sepuluh dari 11 sektor S&P 500 utama berakhir di zona merah, dengan sektor energi dan teknologi masing-masing terpangkas 2,29%dan 1,94, memimpin kerugian. Sementara itu, sektor bahan pokok konsumen menambah keuntungan sebesar 0,07%.
The Fed secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin ketika mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari pada Rabu (1/2/2023).
Baca Juga:
BUMN Hadir di INACRAFT 2025: Mendorong UMKM Naik Kelas, Memajukan Ekonomi Kreatif Indonesia
BRI Berhasil Jaga Stabilitas Kinerja, Melalui Keberpihakan Terhadap UMKM dan Ekonomi Kerakyatan
BRI Masuk Jajaran Perusahaan Elite di Kawasan Asia – Pasifik 2025 versi Majalah TIME
Sementara pasar melihat ini sebagai hal yang pasti, pertanyaan sebenarnya adalah seberapa tinggi Fed akan terus mendorong suku bunga tahun ini, Kevin Matras, wakil presiden eksekutif di Zacks Investment Research, mengatakan dalam sebuah catatan pada Senin (30/1/2023).
Bank sentral AS menaikkan suku bunga sebanyak tujuh kali tahun lalu, mendorong kisaran target suku bunga dana federal menjadi 4,25% hingga 4,5% dalam upaya meredam inflasi.
Dot plot pada Desember mengisyaratkan bahwa pembuat kebijakan memperkirakan suku bunga acuan naik ke tingkat rata-rata 5,1% pada tahun 2023. Sejak saat itu, beberapa pejabat Fed mengisyaratkan agar Fed mungkin perlu menaikkan suku bunga lebih tinggi lagi.
Saham Apple Inc, Amazon.com Inc dan induk Google Alphabet Inc, yang akan mengumumkan hasil keuangannya akhir pekan ini, semuanya merosot.
Baca Juga:
Mendorong UMKM Naik Kelas dan Go Global, Pemerintah Apresiasi Keberpihakan BRI
Sebanyak 3 Anggota Bursa Siap untuk Fasilitasi Transaksi Short Selling, Termasuk Mandiri Sekuritas
Elon Musk Tawar Perusahaan pada Harga 97,4 Miliar Dolar AS, Begini Respons CEO OpenAI Sam Altman
Lebih dari 100 perusahaan S&P 500 diperkirakan akan melaporkan hasil minggu ini, yang juga mencakup pertemuan bank sentral di Amerika Serikat dan Eropa serta data ketenagakerjaan AS yang diawasi ketat.
“Pasar mengalami pergerakan besar dan perdagangan sedikit lebih hati-hati menuju minggu ini yang kemungkinan akan menjadi titik belok untuk pasar secara keseluruhan,” kata Keith Lerner, co-chief investment officer di Truist Advisory Services seperti dikutip oleh Reuters.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS naik, memberikan titik tekanan lain untuk saham teknologi yang sebaliknya telah pulih untuk memulai tahun ini setelah tahun 2022 yang sulit.
Meskipun mengalami penurunan pada Senin (30/1/2023), S&P 500 tetap berada di jalur untuk membukukan kenaikan Januari terbesar sejak 2019.
Konferensi pers Ketua Fed Jerome Powell akan dicermati apakah siklus kenaikan suku bunga akan segera berakhir dan untuk tanda-tanda berapa lama suku bunga bisa tetap tinggi.
Sementara itu, Bank Sentral Eropa diperkirakan akan memberikan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Kamis (2/2/2023).
Investor juga fokus pada laporan keuangan, di tengah kekhawatiran ekonomi mungkin menghadapi resesi. Dengan lebih dari 140 perusahaan telah melaporkan sejauh ini, laba S&P 500 diperkirakan turun 3% pada kuartal keempat dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya, menurut Refinitiv IBES.
Baca Juga:
Konsisten Melayani UMKM, BRI Cetak Laba Rp60,64 Triliun
Tingkatkan Daya Saing Bersama BRI, Balee Scents Siap Melangkah ke Pasar Dunia
Sekitar 10,6 miliar saham berpindah tangan di bursa AS, dibandingkan dengan rata-rata harian 11,2 miliar selama 20 sesi terakhir.