MEDIA EMITEN – Ketua Federal Reserve Jerome Powell menekankan perlunya bank sentral untuk bebas dari pengaruh politik sambil menangani inflasi yang terus-menerus tinggi.
Dalam pidato yang disampaikan kepada Riksbank Swedia, Powell mencatat bahwa menstabilkan harga membutuhkan pengambilan keputusan sulit yang mungkin tidak populer secara politik.
“Stabilitas harga adalah landasan ekonomi yang sehat dan memberikan manfaat yang tak terukur kepada publik dari waktu ke waktu. Tetapi memulihkan stabilitas harga ketika inflasi tinggi memerlukan langkah-langkah yang tidak populer dalam jangka pendek karena kami menaikkan suku bunga untuk memperlambat ekonomi,” katanya seperti dikutip dari CNBC International, Rabu 11 Januari 2023.
“Tidak adanya kontrol politik langsung atas keputusan kami memungkinkan kami mengambil tindakan yang diperlukan ini tanpa mempertimbangkan faktor politik jangka pendek,” tambahnya.
Baca Juga:
Produktivitasnya Meningkat Berkat Pemberdayaan Klaster Usaha dari BRI, Ini Kisah Petani di Merauke
Pengguna Inovasi Digital Super Apps BRImo Tembus 38,61 Juta, Terbesar di Indonesia
Pernyataan Powell disampaikan dalam sebuah forum untuk membahas independensi bank sentral dan akan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab.
Pidato tersebut tidak mengandung petunjuk langsung tentang ke mana arah kebijakan Fed yang menaikkan suku bunga tujuh kali pada tahun 2022, dengan total 4,25 poin persentase, dan telah mengindikasikan kemungkinan kenaikan yang lebih besar akan terjadi tahun ini.
Sementara kritik terhadap tindakan Fed oleh para pemimpin terpilih sering dilakukan dengan nada yang lebih tenang, Powell Fed menghadapi tentangan vokal dari kedua sisi lorong politik.
Mantan Presiden Donald Trump mengnkritisi bank sentral ketika menaikkan suku bunga selama pemerintahannya, sementara para pemimpin progresif seperti Senator Elizabeth Warren, D-Mass., telah mengkritik putaran kenaikan saat ini. Presiden Joe Biden sebagian besar menolak mengomentari langkah Fed sambil mencatat bahwa itu terutama tanggung jawab bank sentral untuk mengatasi inflasi.
Powell berulang kali mengatakan bahwa faktor politik tidak membebani tindakannya.
Di bagian lain dari pidato hari Selasa, dia menyampaikan seruan dari beberapa anggota parlemen agar The Fed menggunakan kekuatan pengaturannya untuk mengatasi perubahan iklim. Powell mencatat bahwa Fed harus “berpegang teguh pada rajutan kita dan tidak berkeliaran untuk mengejar manfaat sosial yang dirasakan yang tidak terkait erat dengan tujuan dan otoritas undang-undang kita.”
Sementara The Fed telah meminta bank-bank besar untuk memeriksa kesiapan keuangan mereka jika terjadi peristiwa besar terkait iklim seperti angin topan dan banjir, Powell mengatakan sejauh itu yang harus dilakukan.
The Fed tahun ini akan meluncurkan program percontohan yang meminta enam bank terbesar di negara itu untuk mengambil bagian dalam “analisis skenario” yang ditujukan untuk menguji stabilitas lembaga jika terjadi peristiwa iklim besar.
Baca Juga:
Inilah 10 Bukti Nyata Tentang Kontribusi BRI untuk Negeri, Dorong Ekonomi Kerakyatan yang Inklusif
Aktor Laga Senior Asal Amerika Serikat Steven Seagel Bertemu dengan Presiden RI Prabowo Subianto
Latihan ini akan berlangsung terpisah dari apa yang disebut stress test yang digunakan Fed untuk menguji bagaimana bank akan bertahan di bawah penurunan ekonomi hipotetis. Lembaga yang berpartisipasi adalah Bank of America, Citigroup, Goldman Sachs, JPMorgan Chase, Morgan Stanley dan Wells Fargo.