PBB: Ekonomi Global Diproyeksikan Melambat pada 2023

- Pewarta

Kamis, 26 Januari 2023 - 08:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto ilustrasi: Bendera PBB/IST.

Foto ilustrasi: Bendera PBB/IST.

MEDIA EMITEN – Pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan melambat dari sekitar 3% pada 2022 menjadi 1,9% pada 2023, menandai salah satu tingkat pertumbuhan terendah dalam beberapa dekade terakhir, menurut laporan PBB yang diluncurkan pada Rabu 25 Januari 2023 waktu setempat.

Laporan Situasi dan Prospek Ekonomi Dunia PBB 2023 memperkirakan pertumbuhan global akan meningkat secara moderat menjadi 2,7% pada 2024, karena beberapa hambatan ekonomi makro diperkirakan akan mulai mereda tahun depan.

Di tengah inflasi yang tinggi, pengetatan moneter yang agresif, dan ketidakpastian yang meningkat, penurunan saat ini telah memperlambat laju pemulihan ekonomi dari krisis COVID-19, mengancam beberapa negara – baik maju maupun berkembang – dengan prospek resesi pada 2023, kata laporan itu.

Dikatakan momentum pertumbuhan melemah secara signifikan di Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan negara maju lainnya pada 2022, berdampak buruk pada ekonomi global lainnya melalui sejumlah saluran.

Di AS, Produk Domestik Bruto (PDB) diproyeksikan tumbuh hanya 0,4% pada 2023 setelah perkiraan pertumbuhan 1,8% pada 2022, kata laporan itu.

Pertumbuhan China diproyeksikan akan meningkat secara moderat pada 2023. Dengan pemerintah menyesuaikan kebijakan COVID pada akhir 2022 serta melonggarkan kebijakan moneter dan fiskal, pertumbuhan ekonomi China diperkirakan akan meningkat menjadi 4,8% pada 2023, menurut laporan tersebut.

Ini menunjukkan bahwa pengetatan kondisi keuangan global, ditambah dengan dolar yang kuat, memperburuk kerentanan fiskal dan utang di negara-negara berkembang.

Sebagian besar negara berkembang melihat pemulihan pekerjaan yang lebih lambat pada 2022 dan terus menghadapi kelonggaran pekerjaan yang cukup besar, kata laporan itu.

Laporan memperingatkan bahwa pertumbuhan yang lebih lambat, ditambah dengan inflasi yang tinggi dan kerentanan utang yang meningkat, mengancam untuk lebih lanjut menghambat pencapaian yang diperoleh dengan susah payah dalam pembangunan berkelanjutan, memperdalam efek negatif dari krisis saat ini.

Pada 2022 jumlah orang yang menghadapi kerawanan pangan akut meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun 2019, mencapai hampir 350 juta. Periode kelemahan ekonomi yang berkepanjangan dan pertumbuhan pendapatan yang lambat tidak hanya akan menghambat pemberantasan kemiskinan, tetapi juga membatasi kemampuan negara untuk berinvestasi dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2030 secara lebih luas, laporan tersebut menekankan.

“Krisis saat ini paling parah menyerang yang paling rentan – seringkali bukan karena kesalahan mereka sendiri. Komunitas global perlu meningkatkan upaya bersama untuk mencegah penderitaan manusia dan mendukung masa depan yang inklusif dan berkelanjutan untuk semua,” kata Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Ekonomi dan Sosial, Li Junhua, dalam sebuah pernyataan pada rilis laporan tersebut.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Laporan tersebut meminta pemerintah-pemerintah untuk menghindari penghematan fiskal yang akan menghambat pertumbuhan dan secara tidak proporsional mempengaruhi kelompok yang paling rentan, mempengaruhi kemajuan dalam kesetaraan gender, dan menghalangi prospek pembangunan lintas generasi.

Direkomendasikan realokasi dan reprioritas pengeluaran publik melalui intervensi kebijakan langsung yang akan menciptakan lapangan kerja dan menghidupkan kembali pertumbuhan, mengingat hal ini akan membutuhkan penguatan sistem perlindungan sosial, memastikan dukungan berkelanjutan melalui subsidi yang ditargetkan dan sementara, transfer tunai, dan diskon pada tagihan utilitas, yang dapat dilengkapi dengan pengurangan pajak konsumsi atau bea cukai.

“Pandemi, krisis pangan dan energi global, risiko iklim, dan krisis utang yang menjulang di banyak negara berkembang sedang menguji batas kerangka kerja multilateral yang ada,” kata laporan itu. “Kerja sama internasional tidak pernah lebih penting dari sekarang untuk menghadapi berbagai krisis global dan membawa dunia kembali ke jalurnya untuk mencapai SDG.”

Kebutuhan pembiayaan SDG tambahan di negara-negara berkembang bervariasi menurut sumbernya, tetapi diperkirakan mencapai beberapa triliun dolar AS per tahun, menurut laporan tersebut.

Komitmen internasional yang lebih kuat, kata laporan itu, sangat dibutuhkan untuk memperluas akses ke bantuan keuangan darurat, guna merestrukturisasi dan mengurangi beban utang di seluruh negara berkembang, dan meningkatkan pembiayaan SDG.

Berita Terkait

Di Plains, Georgia, Presiden Amerika Serikat ke-39 Jimmy Carter Meninggal Dunia pada Usia 100 Tahun
Presiden Suriah Bashar al-Assaddan dan Anggota Keluarganya Dikabarkan Telah Tiba di Moskow
Ketua BNSP Sampaikan Komitmen Penguatan Standar Halal Global melalui Kerjasama dengan Korea Muslim Federation
Seorang WNI Meninggal Dunia di Kawasan Jashore, Imbas Keusuhan yang Terjadi di Negara Bangladesh
Calonkan Diri Sebagai Presiden AS Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris Nyatakan Siap
Kolaborasi BNSP, Kemnaker, & Kadin Indonesia dengan JIHDO untuk Perluas Pengajaran Bahasa Jepang di Indonesia
Pertemuan Delegasi BNSP, Kemnaker, & Kadin Indonesia dengan Zensho: Peluang Kerja 120 Ribu Tenaga Indonesia di Jepang Terbuka
Ambil Tindakan yang Lebih Defensif Terhadap Israel; Militer Republik Islam Iran Nyatakan Tak Ragu

Berita Terkait

Senin, 30 Desember 2024 - 13:19 WIB

Di Plains, Georgia, Presiden Amerika Serikat ke-39 Jimmy Carter Meninggal Dunia pada Usia 100 Tahun

Selasa, 10 Desember 2024 - 07:33 WIB

Presiden Suriah Bashar al-Assaddan dan Anggota Keluarganya Dikabarkan Telah Tiba di Moskow

Minggu, 1 September 2024 - 16:42 WIB

Ketua BNSP Sampaikan Komitmen Penguatan Standar Halal Global melalui Kerjasama dengan Korea Muslim Federation

Rabu, 7 Agustus 2024 - 08:16 WIB

Seorang WNI Meninggal Dunia di Kawasan Jashore, Imbas Keusuhan yang Terjadi di Negara Bangladesh

Senin, 22 Juli 2024 - 13:21 WIB

Calonkan Diri Sebagai Presiden AS Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris Nyatakan Siap

Berita Terbaru