Kekhawatiran Perang Dagang Mereda, Dolar Mulai Melemah

- Pewarta

Jumat, 21 September 2018 - 04:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Medeiaemiten.com, New York – Kurs dolar AS melemah di seluruh papan perdagangan pada Jumat (21/9/2018), karena kebangkitan selera risiko global, setelah Amerika Serikat dan China minggu ini mengumumkan tarif impor baru yang tidak sekeras perkiraan, sehingga menahan permintaan terhadap mata uang safe haven greenback.

Dolar AS telah menjadi penerima manfaat utama dari peningkatan ketegangan perdagangan dalam beberapa bulan terakhir, karena para investor bertaruh greenback akan menguat dengan mengorbankan mata uang berisiko.

Setelah reaksi negatif spontan terhadap tarif baru yang diumumkan oleh Washington dan Beijing pekan ini, pasar mata uang telah menjadi lebih tenang, dengan para pedagang mengatakan mereka memperkirakan sengketa tersebut tidak akan menyebabkan goncangan global, setidaknya untuk saat ini.

Dengan berita seperti data ekonomi AS terbaru yang solid dan kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve minggu depan telah diperhitungkan, bullish dolar AS berjuang untuk alasan lain guna mendorong greenback lebih tinggi, kata para analis.

“Pasar menyadari, setidaknya dalam jangka pendek, tidak akan ada lebih banyak keuntungan keluar dari dolar AS,” kata Shaun Osborne, kepala strategi valas Scotiabank di Toronto, seperti dikutip Reuters.

Euro menguat 0,93 persen terhadap greenback, hari terbaik sejak 21 Agustus. Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama, turun 0,7 persen pada level terendahnya sejak awal Juli.

Mata uang emerging market atau negara-negara berkembang pada Kamis (20/9) dan indeks mata uang emerging market MSCI naik 0,49 persen ke angka tertinggi tiga minggu, merampas dolar AS dari aliran safe-haven.

“Ini cukup jelas bahwa dolar AS melemah bahkan ketika imbal hasil AS sedang meningkat dan spread melebar atau melebar dalam mendukung dolar AS terhadap berbagai mata uang,” kata Osborne.

Yang pasti, beberapa pelaku pasar percaya bahwa pelemahan dolar AS mungkin cepat berlalu.

“Saya tidak berpikir ini menandai tren penurunan baru dan jika itu saya pikir itu akan cukup singkat karena perbedaan suku bunga masih penting dan fundamental AS secara relatif masih cukup kuat,” kata Tim Graf, Kepala Strategi Makro di State Street Global Markets.

Minggu depan, Federal Reserve diperkirakan akan menaikkan biaya pinjaman acuan dan menjelaskan lebih lanjut tentang jalur suku bunga berikutnya.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Para pedagang juga memperhatikan KTT Uni Eropa di Salzburg, Austria, di mana para pemimpin Uni Eropa memperingatkan Perdana Menteri Inggris Theresa May pada Kamis (20/9) bahwa dia perlu memberikan jaminan di perbatasan Irlandia, sebelum mereka akan memberinya kesepakatan Brexit yang diinginkan.

Sterling naik 0,99 persen terhadap dolar AS, didorong oleh optimisme sekitar kemungkinan kesepakatan Brexit dan data penjualan ritel Inggris yang mengalahkan perkiraan.

Dolar Australia, proxy untuk perdagangan terkait China serta barometer sentimen risiko yang lebih luas, naik 0,37 persen, mendekati angka tertinggi tiga minggu.

Dolar Kanada menguat ke level tertinggi dalam lebih dari tiga bulan terhadap mitra AS, karena investor menunggu tanda-tanda kesepakatan untuk merubah pakta perdagangan NAFTA. (pep)

Berita Terkait

Elon Musk Tawar Perusahaan pada Harga 97,4 Miliar Dolar AS, Begini Respons CEO OpenAI Sam Altman
Jepang Khawatir Berdampak Negatif Terhadap Perekonomian Global, Terkait Kebijakan Tarif AS
Di Plains, Georgia, Presiden Amerika Serikat ke-39 Jimmy Carter Meninggal Dunia pada Usia 100 Tahun
Presiden Suriah Bashar al-Assaddan dan Anggota Keluarganya Dikabarkan Telah Tiba di Moskow
Ketua BNSP Sampaikan Komitmen Penguatan Standar Halal Global melalui Kerjasama dengan Korea Muslim Federation
Seorang WNI Meninggal Dunia di Kawasan Jashore, Imbas Keusuhan yang Terjadi di Negara Bangladesh
Calonkan Diri Sebagai Presiden AS Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris Nyatakan Siap
Kolaborasi BNSP, Kemnaker, & Kadin Indonesia dengan JIHDO untuk Perluas Pengajaran Bahasa Jepang di Indonesia
Tag :

Berita Terkait

Rabu, 12 Februari 2025 - 13:24 WIB

Elon Musk Tawar Perusahaan pada Harga 97,4 Miliar Dolar AS, Begini Respons CEO OpenAI Sam Altman

Senin, 3 Februari 2025 - 08:04 WIB

Jepang Khawatir Berdampak Negatif Terhadap Perekonomian Global, Terkait Kebijakan Tarif AS

Senin, 30 Desember 2024 - 13:19 WIB

Di Plains, Georgia, Presiden Amerika Serikat ke-39 Jimmy Carter Meninggal Dunia pada Usia 100 Tahun

Selasa, 10 Desember 2024 - 07:33 WIB

Presiden Suriah Bashar al-Assaddan dan Anggota Keluarganya Dikabarkan Telah Tiba di Moskow

Minggu, 1 September 2024 - 16:42 WIB

Ketua BNSP Sampaikan Komitmen Penguatan Standar Halal Global melalui Kerjasama dengan Korea Muslim Federation

Berita Terbaru