Harga Minyak Mentah Sentuh Titik Tertinggi

- Pewarta

Kamis, 30 Agustus 2018 - 03:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mediaemiten.com, New York – Harga minyak mentah naik lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Kamis (30/8/2018), dengan Brent mencapai tertinggi dalam tujuh minggu dan minyak mentah AS menyentuh tertinggi tiga minggu.

Kedua kontrak minyak mentah meningkat setelah stok minyak mentah dan bensin AS berkurang, serta ekspor minyak mentah Iran turun karena sanksi-sanksi AS menghalangi para pembeli.

Minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober bertambah 1,19 dolar AS atau 1,6 persen, menjadi menetap pada 77,14 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange. Patokan global sempat menyentuh 77,41 dolar AS, tertinggi sejak 11 Juli.

Sementara itu, minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober, naik 98 sen AS atau 1,4 persen, menjadi ditutup di 69,51 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, setelah menyentuh 69,75 dolar AS, tertinggi sejak 7 Agustus.

Persediaan minyak mentah AS turun 2,6 juta barel pekan lalu, Badan Informasi Energi (EIA) mengatakan, melebihi perkiraan penarikan 686.000 barel oleh para analis yang disurvei oleh Reuters.

“Minyak mentah mendapat dukungan tambahan hari ini dari penurunan persediaan di seluruh papan,” kata Andrew Lipow, Presiden Lipow Oil Associates. Menurunnya ekspor Iran dan berkurangnya ekspor dari Venezuela karena kerusakan terminal, juga memberikan dukungan terhadap harga, katanya.

Diskon minyak mentah AS untuk Brent mundur sedikit dari tertinggi dalam lebih dari 10 minggu pada Selasa (28/8/2018).

Harga minyak didukung oleh indikasi bahwa ekspor minyak mentah Iran jatuh lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya, kata para analis.

Ekspor minyak mentah dan kondensat Iran pada Agustus diperkirakan turun di bawah 70 juta barel untuk pertama kalinya sejak April 2017, data awal arus perdagangan pada Thomson Reuters Eikon menunjukkan.

Banyak pembeli minyak mentah telah mengurangi pesanan dari Iran, produsen terbesar ketiga OPEC, menjelang tanggal dimulainya sanksi-sanksi AS pada 4 November.

Organisasi pemasaran minyak Irak, State Oil Marketing Organisation (SOMO) pada Rabu (29/8) mengatakan bahwa sanksi-sanksi akan mendorong kekurangan minyak mentah, dan OPEC akan membahas kompensasi untuk penurunan pasokan.

Rilisbisnis.com mendukung program publikasi press release di media khusus ekonomi & bisnis untuk memulihankan citra yang kurang baik ataupun untuk meningkatan reputasi para pebisnis/entrepreneur, korporasi, institusi ataupun merek/brand produk.

Di Venezuela, di mana produksi telah berkurang separuhnya sejak 2016, perusahaan minyak milik negara PDVSA mengatakan pada Selasa (28/8) bahwa mereka telah menandatangani perjanjian investasi senilai 430 juta dolar AS untuk meningkatkan produksi sebesar 640.000 barel per hari, meskipun beberapa analis meragukan apakah investasi ini akan bisa melewati ketidakstabilan yang sedang berlangsung.

Sementara itu, rencana ekspor awal untuk sesama anggota OPEC Angola menunjukkan bahwa pengirimannya telah turun ke level terendah sejak Desember 2006, karena kurangnya investasi di infrastruktur yang menua sehingga membatasi produksi.

Meskipun ada risiko gangguan dari produsen-prpdusen OPEC tersebut, Bank of America Merrill Lynch mengatakan pasokan global bisa naik menjelang akhir tahun, sebagian karena peningkatan produksi non-OPEC dari Kanada, Amerika Serikat dan Brasil.

Perusahaan minyak Norwegia, Equinor, mengatakan bahwa pihaknya berencana mengembangkan ladang minyak baru di Brasil dan meningkatkan produksi dari 90.000 barel setara minyak per hari menjadi antara 300.000 hingga 500.000 barel per hari pada 2030. (pep)

Berita Terkait

Elon Musk Tawar Perusahaan pada Harga 97,4 Miliar Dolar AS, Begini Respons CEO OpenAI Sam Altman
Jepang Khawatir Berdampak Negatif Terhadap Perekonomian Global, Terkait Kebijakan Tarif AS
Di Plains, Georgia, Presiden Amerika Serikat ke-39 Jimmy Carter Meninggal Dunia pada Usia 100 Tahun
Presiden Suriah Bashar al-Assaddan dan Anggota Keluarganya Dikabarkan Telah Tiba di Moskow
Ketua BNSP Sampaikan Komitmen Penguatan Standar Halal Global melalui Kerjasama dengan Korea Muslim Federation
Seorang WNI Meninggal Dunia di Kawasan Jashore, Imbas Keusuhan yang Terjadi di Negara Bangladesh
Calonkan Diri Sebagai Presiden AS Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris Nyatakan Siap
Kolaborasi BNSP, Kemnaker, & Kadin Indonesia dengan JIHDO untuk Perluas Pengajaran Bahasa Jepang di Indonesia

Berita Terkait

Rabu, 12 Februari 2025 - 13:24 WIB

Elon Musk Tawar Perusahaan pada Harga 97,4 Miliar Dolar AS, Begini Respons CEO OpenAI Sam Altman

Senin, 3 Februari 2025 - 08:04 WIB

Jepang Khawatir Berdampak Negatif Terhadap Perekonomian Global, Terkait Kebijakan Tarif AS

Senin, 30 Desember 2024 - 13:19 WIB

Di Plains, Georgia, Presiden Amerika Serikat ke-39 Jimmy Carter Meninggal Dunia pada Usia 100 Tahun

Selasa, 10 Desember 2024 - 07:33 WIB

Presiden Suriah Bashar al-Assaddan dan Anggota Keluarganya Dikabarkan Telah Tiba di Moskow

Minggu, 1 September 2024 - 16:42 WIB

Ketua BNSP Sampaikan Komitmen Penguatan Standar Halal Global melalui Kerjasama dengan Korea Muslim Federation

Berita Terbaru