MEDIA EMITEN – PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) akan menggelar penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD) senilai Rp 5,18 triliun pada Rabu, 28 Desember 2022. Selain itu, GIAA juga direncanakan menerbitkan sukuk baru sekitar US$ 80 juta.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, penerbitan sukuk baru adalah salah satu syarat agar saham GIAA bisa lepas dari suspensi Bursa Efek Indonesia (BEI).
“Saham kita disuspen itu karena kita waktu itu wanprestasi terhadap sukuk. Jadi salah satu syarat saham kita bisa dilepas suspensinya bila kita kemudian bisa menerbitkan sukuk baru sebagai pengganti sukuk yang lama. Jadi sukuk yang lama US$ 500 juta dolar ini direstrukturisasi mengalami haircut dan akan menjadi sukuk dengan nilai sekitar US$ 80 juta,” kata Irfan dalam public expose perseroan, Selasa27 Desember 2022.
Ia menjelaskan, private placement digelar dalam rangka konversi obligasi wajib konversi (OWK) yang diterbitkan kepada PT Sarana Multi Infrastruktur Rp 1 triliun. Selain itu, untuk melaksanakan konversi utang para kreditur sebagai pelaksanaan atas perjanjian perdamaian.
Selain itu, private placement, kata dia, GIAA juga melaksanakan konversi utang para kreditur sebagai pelaksanaan atas Perjanjian Perdamaian tanggal 17 Juni 2022 yang telah dihomologasi dan disahkan oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melalui Putusan No. 425/Pdt.Sus-PKPU/2021/PN.Niaga.Jkt.Pst tanggal 27 Juni 2022, yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap melalui Putusan Mahkamah Agung No.1454 K/Pdt.Sus-Pailit/2022 yang diputus pada tanggal 26 September 2022, sebagaimana telah disetujui oleh rapat umum pemegang saham luar biasa perseroan pada tanggal 14 Oktober 2022.
Dalam rangka konversi utang kreditur itu, GIAA akan menerbitkan saham baru tanpa HMETD dengan jumlah 21.329.763.265 saham seri C dengan nilai nominal Rp 196 per saham.
Beberapa kreditur itu di antaranya adalah Watiga yang bakal mempunyai 3.924.563.023 saham Garuda, ORIX Aviation Systems Limited yang akan memiliki 1.339.802.612 saham GIAA, Sky High XXX Leasing Company Limited 1.162.370.881 saham, dan Jin Shan 9 Ireland Company Limited yang nantinya bakal menggenggam 1.071.655.465 saham GIAA setelah private placement. Totalnya ada 167 kreditur dan 107 pemegang sukuk yang akan mengkonversi utangnya jadi saham Garuda.
PMTHMETD akan dilaksanakan dengan harga pelaksanaan Rp 196 per saham yang ditentukan dengan mempertimbangkan penilaian harga wajar atas saham perseroan oleh penilai independen, sesuai dengan perjanjian perdamaian. Karena itu, nilainya sekitar Rp 5,18 triliun.
Saat ini Garuda juga tengah menggelar rights issue, di mana penyertaan modal negara (PMN) dari pemerintah Rp 7,5 triliun ikut masuk.
“PMN dari pemerintah sebesar Rp 7,5 triliun sudah dilaksanakan melalui PMHMETD. Ini new money financing dan sudah di berada di dalam rekening perusahaan,” jelas Irfan.