MEDIA EMITEN – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, kementeriannya hanya akan melakukan merger atau penggabungan antara maskapai Citilink dan Pelita Air. Sementara Garuda Indonesia akan tetap menjadi maskapai penerbangan premium milik pemerintah.
Garuda Indonesia tetap akan tetap menjadi induk usaha dari Citilink. Sedangkan maskapai Pelita Air yang dimiliki oleh Pertamina akan masuk menjadi bagian Garuda Indonesia Group dengan melebur ke Citilink.
“Nanti Garuda tetap di premium, lalu Citilink sama Pelita merger,” ujar Erick saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis 31 Agustus 2023.
Dengan demikian, kata dia, nantinya hanya akan ada dua maskapai dengan target pasar yang berbeda yakni full service carrier dan low cost carrier (LCC).
Baca Juga:
CSA Index di November Meningkat ke 76,7: Investor Sambut Stabilitas Ekonomi Global
Peluncuran Danantara Diundur, Kepala Badan Pengelola Investasi Danantara Beri Penjelasan Resmi
Aksi korporasi tersebut, katadia, ditargetkan bisa terlaksana pada tahun ini, atau setidaknya paling lambat pada awal tahun depan. Erick bilang, yang pasti pihaknya mendorong penggabungan maskapai BUMN ini bisa dilakukan secepatnya.
“Tergantung pembukuannya masing-masing, kita lihat seperti apa, perlu proses lah, kalau bisa tahun ini ya tahun ini, kalau tidak, mungkil awal tahun depan,” kata Erick.
Ia menambahkan, aksi korporasi ini tak perlu melibatkan penilaian obligor ataupun kreditor Garuda Indonesia, karena merger hanya dilakukan pada Citilink. Adapun proses merger ini baru mencapai 30%.
“Jadi ini enggak ada hubungannya (dengan obligor dan kreditor Garuda Indonesia), kan di Citilink. Progresnya baru 30 persen, baru kajian,” ujarnya.
Baca Juga:
Tangkap Puluhan Koruptor hingga Copot Pejabat, Rangkuman Terobosan 15 Hari Pemerintahan Prabowo
Target Investasi Tahun 2025 Mencapai Sekitar Rp1.900 Triliun, Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional