Mediaemiten.com, Jakarta – Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore ini menguat tipis sebesar sembilan poin menjadi Rp14.891 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.900 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu mengatakan pergerakan dolar AS cenderung mendatar terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah karena pasar menunggu kesimpulan dari pertemuan the Fed.
BACA JUGA : Rupiah Kembali Melemah Tembus Rp14.919
“Pasar sudah mengantisipasi kebijakan the Fed untuk menaikkan suku bunganya,” katanya.
Baca Juga:
Diakui Internasional, Layanan Wealth Management BRI Raih Penghargaan Internasional dari Euromoney
Pefindo Catatkan Penerbitan Surat Utang Korporasi pada Januari – Maret 2025 Mencapai Rp46,7 Triliun
Ia menambahkan pelaku pasar yang sedikit mengesampingkan sentimen perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok turut menjadi faktor penopang bagi mata uang berisiko.
Sementara itu, ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan dolar AS cenderung melemah terhadap hampir semua mata uang dunia didorong sikap pelaku pasar yang telah memfaktorkan kenaikan tingkat suku bunga the Fed.
“The Fed diperkirakan menaikkan tingkat suku bunga sebesar 25 bps pada pekan ini,” katanya.
Kenaikan tingkat suku bunga itu, menurut dia, tidak lagi berdampak besar bagi dolar AS terhadap mata uang dunia, terutama terhadap euro.
Baca Juga:
Wacana Pendirian Pangkalan Militer Pihak Asing di Wilayah Indonesia Ditanggapi Politisi PDIP
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Rabu ini tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp14.938 dibanding sebelumnya (25/9) di posisi Rp14.893 per dolar AS. (zub)