MEDIA EMITEN – Harga minyak melonjak hingga 3% pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), menyusul penurunan tajam stok minyak mentah AS yang menambah kekhawatiran ketatnya pasokan global.
Harga minyak mentah berjangka Brent ditutup naik US$ 2,59 atau 2,8% menjadi US$ 96,55 per barel, bahkan sempat menembus US$ 97 per barel selama sesi tersebut.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik US$ 3,29 atau 3,6% menjadi US$ 93,68 per barel dan level tertingginya lebih dari US$ 94 pe barel.
Data pemerintah menunjukkan, stok minyak mentah AS turun 2,2 juta barel pada pekan lalu menjadi 416,3 juta barel, jauh melebihi penurunan 320 ribu barel yang diperkirakan para analis dalam jajak pendapat Reuters.
Stok minyak mentah di pusat penyimpanan Cushing, Oklahoma, titik pengiriman minyak mentah berjangka AS, turun 943 ribu barel dalam seminggu menjadi hanya di bawah 22 juta barel, terendah sejak Juli 2022, data menunjukkan.
Stok minyak di Cushing telah mendekati titik terendah dalam sejarah karena kuatnya permintaan pengilangan dan ekspor, sehingga memicu kekhawatiran mengenai kualitas minyak yang tersisa di pusat tersebut dan apakah minyak tersebut akan berada di bawah tingkat operasi minimum.
Harga turun pada minggu lalu namun kembali menguat karena pasar khawatir akan terbatasnya pasokan menjelang musim dingin, menyusul pengurangan produksi sebesar 1,3 juta barel per hari hingga akhir tahun oleh Arab Saudi dan Rusia dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dikenal sebagai OPEC+.
Pasokan yang ketat tercermin dalam selisih waktu dengan kontrak berjangka Brent bulan depan diperdagangkan dengan premi sebesar 42,28 pada bulan kedua, yang merupakan nilai tertinggi sejak Oktober, sementara pada kontrak berjangka WTI, kontrak berjangka Brent pada bulan depan diperdagangkan pada premi sebesar US$ 2,43 pada bulan kedua, tertinggi sejak bulan Juli. 2022.
Baca Juga:
MINIMIZU Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024, UMKM Binaan BRI
Sekjen PSI Raja Juli Antoni Beri Penjelasan Soal Kabar Kaesang Pangarep Tak Diketahui Keberadaanya
Berpotensi menambah ketatnya pasokan, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pemerintahannya untuk memastikan harga bahan bakar eceran stabil setelah lonjakan yang disebabkan oleh peningkatan ekspor.
Federal Reserve Bank of Dallas merilis survei yang menunjukkan aktivitas minyak dan gas di tiga negara bagian penghasil energi utama AS telah meningkat seiring dengan lonjakan harga energi terbaru.