MEDIA EMITEN – Kurs rupiah d Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia melemah 0,35% ke level Rp 15.171 per dolar AS pada Rabu 2 Agustus 2023, tertekan kenaikan dolar AS.
Pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) seiring dengan melemahnya mata uang kawasan Asia akibat kenaikan indeks dolar AS dan yield obligasi pemerintah AS.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah 60 poin menjadi Rp 15.175 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.115 per dolar AS.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Ini 7 Peran BRI Bawa Ekonomi Indonesia Lebih Kuat! Maknai Hari Kebangkitan Nasional
BRI Dukung Purwokerto Half Marathon 2025: Dorong Sport Tourism dan Pemberdayaan UMKM Lokal
PROPAMI Care Tegaskan Nilai Kepedulian Melalui Aksi Sosial di Bekasi

SCROLL TO RESUME CONTENT
Mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau berada di zona merah. Tercatat dolar Singapura melemah 0,1%, yuan China minus 0,09%, won Korea Selatan minus 1,12%, dan ringgit Malaysia minus 0,62%.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,45% menjadi 102,3056 pada akhir perdagangan.
Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS naik setelah dua laporan tersebut, dengan imbal hasil surat utang AS 10-tahun melampaui 4% dan mendekati puncak yang diamati bulan lalu, mendorong greenback lebih tinggi.
Baca Juga:
Portofolio Sustainable Finance BRI Tembus hingga Rp796 Triliun, Terbesar di Indonesia
Sukses Kembangkan Pariwisata Alam dan Agrikultur, Intip Cerita Desa BRILiaN di Lereng Gunung Merapi
RUPST BSI Tunjuk Anggoro Eko Cahyo Sebagai Dirut Baru dan Bagikan Dividen Lebih dari Rp1 Triliun
Keputusan Fitch yang menurunkan peringkat kredit Amerika Serikat (AS) dari AAA ke AA+, mengakibatkan yield obligasi AS melonjak. Meskipun sudah di tanggapi dan dibantah oleh pejabat pemerintahan AS, namun demikian masih belum mampu merendahkan pasar.
Pasca keputusan Fitch menimbulkan bantahan keras dari Gedung Putih yaitu sekretaris pers Karine Jean-Pierre.
Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa tidak setuju dengan Fitch, dan menyebut perubahan tersebut sewenang-wenang dan berdasarkan data yang sudah ketinggalan zaman.