MEDIA EMITEN – Indonesia Fokus mengembangkan ekosistem kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) untuk mendukung ketahanan energi di kawasan ASEAN.
“Pengembangan kendaraan listrik mempunyai peran besar terhadap kelestarian lingkungan, mulai dari pengurangan emisi gas rumah kaca, percepatan transisi energi, dekarbonisasi sektor transportasi darat, pencapaian target nol emisi, hingga peningkatan ketahanan energi di kawasan ASEAN,” kata MenkoMenteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara ASEAN Climate Forum 2023, di Jakarta, Sabtu 2 September 2023.
Negara-negara anggota ASEAN, kata dia, telah sepakat untuk membangun ekosistem EV dan menjadi bagian penting dalam rantai pasokan dunia, dengan menekankan pada industri hilirisasi.
Salah satu wujud konkret upaya tersebut telah ditunjukkan dengan disepakatinya perjanjian kerja sama yang tertuang dalam ASEAN Leaders’ Declaration on Developing Regional Electric Vehicle (EV) Ecosystem pada KTT Ke-42 ASEAN di Labuan Bajo beberapa bulan yang lalu.
Baca Juga:
Soal Rencana Perombakan Kabinet di Internal Kabinet Merah Putih, Mensesneg Prasetyo Hadi Buka Suara
Kerja sama dan kolaborasi pengembangan EV itu meliputi peningkatan infrastruktur dan pengisian daya, menciptakan iklim usaha dan investasi yang kondusif untuk menarik investasi.
Selain itu, mengoptimalkan produksi dan penggunaan material dan sumber daya berkelanjutan untuk mencapai penciptaan nilai yang lebih tinggi dari rantai pasokan EV, serta mempromosikan penggunaan energi terbarukan di negara-negara ASEAN.
Airlangga menjelaskan bahwa Indonesia sendiri juga mempunyai peran penting dalam mengembangkan ekosistem industri EV dari hulu ke hilir dengan target produksi sebanyak 600 ribu unit mobil listrik dan 2,45 juta sepeda motor listrik per tahun pada 2030 mendatang.
Dengan berbagai target tersebut, Indonesia diprediksi mampu membantu dalam mengurangi emisi karbon hingga 3,8 juta ton.
Baca Juga:
Naik 1,31 Persen, Laba Bersih Konsolidasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Mencapai Rp55,8 Trilliun