MEDIA EMITEN – Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat pendapatan premi industri asuransi umum pada semester I-2023 sebesar Rp 48,90 triliun, meningkat 6,2% dibandingkan pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp 46,03 triliun.
Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik & Riset, Trinita Situmeang, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat 25 Agustus 2023, menjelaskan bahwa pendapatan premi mayoritas dikontribusikan dari lini usaha properti senilai Rp12,52 triliun atau setara 25,6% dari total pendapatan premi industri asuransi umum.
Sementara itu, lini usaha kendaraan bermotor berkontribusi senilai 9,84 triliun atau setara 20,1%, dan lini usaha asuransi kredit berkontribusi senilai Rp8,40 triliun atau setara 17,2%.
Kemudian, lini usaha asuransi kesehatan berkontribusi senilai 3,90 triliun atau setara 8%, dan lini usaha marine cargo berkontribusi senilai Rp2,52 triliun atau setara 5,2%.
Baca Juga:
Pefindo Catatkan Penerbitan Surat Utang Korporasi pada Januari – Maret 2025 Mencapai Rp46,7 Triliun
Wacana Pendirian Pangkalan Militer Pihak Asing di Wilayah Indonesia Ditanggapi Politisi PDIP
Untuk jalur distribusi premi industri asuransi umum sebesar 33,2% atau setara Rp14,54 triliun berasal dari broker, lalu, sebesar 27,6% atau senilai Rp12,10 dari jalur distribusi direct (langsung).
Kemudian, distribusi dari leasing sebesar 15,6% atau senilai Rp6,83 triliun, dari keagenan sebesar 14,3% atau senilai Rp6,27 triliun, dan dari bancassurance sebesar 4,7% atau senilai Rp2,07 triliun.
Sementara itu, total klaim dibayar industri asuransi umum tercatat senilai Rp20,12 triliun selama semester I-2023, atau meningkat 13,2% year on year (yoy) dibandingkan sebelumnya senilai Rp17,78 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Trinita menjelaskan, kontribusi terbesar dari lini usaha properti senilai Rp3,27 triliun, diikuti dari lini usaha kendaraan bermotor senilai Rp3,34 triliun, kemudian lini usaha asuransi kesehatan senilai Rp3,04 triliun.