MEDIA EMITEN – Harga minyak mentah turun pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), tertekan penguatan dolar dan ekspektasi akan permintaan internasional yang lebih lemah.
Harga berjangka minyak Brent turun sebesar 1,11%, menjadi $86,60 per barel, sementara harga berjangka minyak West Texas Intermediate (WTI) AS juga turun sebesar 1,14%, menjadi $86,54.
Dolar menguat pada hari Kamis, yen melemah ke level terendah dalam 10 bulan, euro dan poundsterling berada di level terlemah mereka dalam sekitar tiga bulan terakhir.
Para pelaku pasar juga mencermati data ekonomiTiongkok. Ekspor keseluruhan turun 8,8% pada Agustus tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan impor mengalami kontraksi sebesar 7,3%. Namun, impor minyak mentah melonjak sebesar 30,9%.
Baca Juga:
Mendorong UMKM Naik Kelas dan Go Global, Pemerintah Apresiasi Keberpihakan BRI
Sebanyak 3 Anggota Bursa Siap untuk Fasilitasi Transaksi Short Selling, Termasuk Mandiri Sekuritas
Elon Musk Tawar Perusahaan pada Harga 97,4 Miliar Dolar AS, Begini Respons CEO OpenAI Sam Altman
Sementara itu, permintaan di AS tetap kuat, menurut laporan pemerintah AS pada hari Kamis.
Stok minyak mentah AS turun sebesar 6,3 juta barel minggu lalu, turun empat minggu berturut-turut dan turun lebih dari 6% dalam sebulan terakhir.
Harga minyak telah melonjak pada awal pekan setelah Arab Saudi dan Rusia, dua eksportir minyak terbesar di dunia, memperpanjang pemangkasan pasokan sukarela hingga akhir tahun. Hal ini ditambah dengan pemangkasan yang disepakati oleh beberapa produsen OPEC+ hingga akhir tahun 2024.
Kekhawatiran tentang peningkatan produksi minyak dari Iran dan Venezuela, menyeimbangkan pemangkasan yang dilakukan oleh Arab Saudi dan Rusia, juga membatasi pasar.
Baca Juga:
Konsisten Melayani UMKM, BRI Cetak Laba Rp60,64 Triliun
Tingkatkan Daya Saing Bersama BRI, Balee Scents Siap Melangkah ke Pasar Dunia