MEDIA EMITEN – Harga minyak terus menguat dan ditutup naik lebih dari 1% pada perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB). Minyak terangkat ke level tertinggi sejak Desember karena prospek ekonomi Tiongkok cerah, meningkatkan ekspektasi untuk permintaan bahan bakar.
Pencabutan pembatasan Covid-19 di Tiongkok dipercaya akan membawa permintaan global ke rekor tertinggi tahun ini, Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan.
Minyak mentah Brent menetap di US$ 87,63 per barel, naik US$1,47 atau 1,7%. Minyak mentah AS menetap di US$ 81,31 per barel, naik 98 sen atau 1,2%.
Untuk minggu ini, Brent mencatat kenaikan 2,8% dan benchmark AS mengalami kenaikan 1,8%.
Minyak juga didukung oleh harapan bahwa Federal Reserve AS akan segera menurunkan ke kenaikan suku bunga yang lebih kecil, yang dapat mencerahkan prospek ekonomi AS.
Jajak pendapat Reuters memperkirakan Fed akan mengakhiri siklus pengetatannya setelah kenaikan 25 basis poin pada masing-masing dari dua pertemuan kebijakan berikutnya dan kemudian akan mempertahankan suku bunga stabil setidaknya selama sisa tahun ini.
Peluang ‘soft landing’ untuk ekonomi AS tampaknya tumbuh, Wakil Ketua Federal Reserve Lael Brainard mengatakan pada hari Kamis. Pertemuan penetapan suku bunga The Fed berikutnya akan berakhir pada 31 Januari hingga 1 Februari.
Edward Moya, analis pasar senior di OANDA mengayakan, dua ekonomi terbesar dunia yakni AS dan China, membutuhkan lebih banyak minyak mentah. “Pasar minyak telah turun karena kekhawatiran resesi global, tetapi masih menunjukkan tanda-tanda akan tetap ketat untuk beberapa waktu lagi,” katanya.
Harga minyak naik, meskipun angka inventaris AS minggu ini menunjukkan stok minyak mentah naik 8,4 juta barel dalam sepekan hingga 13 Januari menjadi sekitar 448 juta barel, tertinggi sejak Juni 2021.
Pengurangan penjualan dari Cadangan Minyak Strategis AS membantu membalikkan sentimen negatif dari laporan tersebut dan mendorong harga minyak, kata Andy Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston.
Batas harga minyak Rusia, yang telah beriak melalui pasar global, membantu meningkatkan harga minyak mentah, kata Jim Ritterbusch dari konsultan Ritterbusch and Associates.
Rusia adalah pemasok minyak mentah terbesar kedua Tiongkok pada tahun 2022, sementara Arab Saudi menempati posisi teratas.
Baca Juga:
Inilah 10 Bukti Nyata Tentang Kontribusi BRI untuk Negeri, Dorong Ekonomi Kerakyatan yang Inklusif
Aktor Laga Senior Asal Amerika Serikat Steven Seagel Bertemu dengan Presiden RI Prabowo Subianto