MEDIA EMITEN – Harga minyak mentah melonjak pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) dengan minyak mentah acuan AS West Texas Intermediate (WTI) menembus US$ 90 per barel, tertinggi sejak November 2022.
Minyak WTI naik 1,9% menjadi US$ 90,16,sementara harga minyak mentah Brent naik 2% pada US$ 93,70, tertinggi dalam 10 bulan terakhir.
Arab Saudi dan Rusia memperpanjang pengurangan produksi minyak hingga akhir tahun 2023. Langkah tersebut dapat mengakibatkan defisit pasar yang besar hingga sisa tahun 2023.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Ini 7 Peran BRI Bawa Ekonomi Indonesia Lebih Kuat! Maknai Hari Kebangkitan Nasional
BRI Dukung Purwokerto Half Marathon 2025: Dorong Sport Tourism dan Pemberdayaan UMKM Lokal
PROPAMI Care Tegaskan Nilai Kepedulian Melalui Aksi Sosial di Bekasi

SCROLL TO RESUME CONTENT
Meningkatnya harga minyak mentah memicu harga bensin lebih tinggi saat perekonomian dalam proses pemulihan dan memecahkan masalah inflasi.
Inflasi Agustus, yang diukur dengan indeks harga konsumen, mencatat kenaikan bulanan terbesar tahun 2023 karena harga energi naik sebesar 5,6%. Sementara harga bensin melonjak sebesar 10,6%.
Minyak mentah WTI naik hampir 3% minggu ini, menuju kenaikan mingguan ketiga berturut-turut. Sepanjang 2023, harga minyak WTI melonjak sekitar 13%.
Baca Juga:
Portofolio Sustainable Finance BRI Tembus hingga Rp796 Triliun, Terbesar di Indonesia
Sukses Kembangkan Pariwisata Alam dan Agrikultur, Intip Cerita Desa BRILiaN di Lereng Gunung Merapi
RUPST BSI Tunjuk Anggoro Eko Cahyo Sebagai Dirut Baru dan Bagikan Dividen Lebih dari Rp1 Triliun
OPEC awal pekan ini, mengeluarkan perkiraan terbaru permintaan yang kuat dan defisit pasokan pada 2023 jika pengurangan produksi terus berlanjut.