MEDIA EMITEN – Harga minyak koreksi hingga 1% pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB) karena aksi ambil untung setelah harga melonjak ke level tertinggi 10 bulan sehari sebelumnya.
Harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman November 2023 ditutup turun US$ 1,17 atau 1,2% ke US$ 95,38 per barel. Harga Brent berjangka untuk kontrak pengiriman November berakhir pada hari Jumat.
Sedangkan, harga minyak mentah Brent untuk kontrak pengiriman Desember 2023 turun sekitar 1,3% dan ditutup di US$ 93,10 per barel.
Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman November 2023 turun US$ 1,97, atau 2,1%, menjadi US$ 91,71 per barel.
Baca Juga:
Tiga Tahun Holding Ultra Mikro BRI Group Layani 176 juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Melalui ”Klasterku Hidupku”, BRI Dampingi Klaster Jeruk Semboro Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Sebelumnya, kelangkaan pasokan dan persediaan mengangkat harga Brent bulan depan mencapai US$ 97,69, tertinggi sejak November 2022. WTI naik ke level tertinggi sejak Agustus 2022 di US$ 95,03 per barel.
Beberapa pedagang khawatir harga minyak yang tinggi akan memicu inflasi, mendorong Federal Reserve dan bank sentral lainnya untuk tetap mempertahankan suku bunga tinggi.
Sementara itu, AS mempertahankan laju pertumbuhan yang cukup kuat sebesar 2,1% pada kuartal kedua dan tampaknya telah mengumpulkan momentum pada kuartal ini dengan ketahanan pasar tenaga kerja yang mendorong kenaikan upah yang kuat.
Premi WTI bulan depan selama bulan kedua bertahan mendekati level tertinggi dalam 14 bulan untuk hari kedua. Struktur pasar yang disebut backwardation terjadi ketika harga spot lebih tinggi dibandingkan harga di masa depan, sehingga memberikan sedikit insentif bagi perusahaan energi untuk membayar penyimpanan bahan bakar untuk beberapa bulan mendatang.
Baca Juga:
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman Lakukan Bersih Bersih Calo Proyek Pengadaan Tanpa Kompromi
Mentan Amran Copot Direktur yang Bermain Mata dengan Calo, Subuh Ketahuan Paginya Langsung Dicopot
Pada Rabu, data pemerintah menunjukkan stok di Cushing, Oklahoma, pusat penyimpanan dan titik pengiriman minyak mentah berjangka AS, memperpanjang penarikannya.
Tingkat minyak di Cushing telah merosot mendekati titik terendah dalam sejarah karena kuatnya permintaan penyulingan dan ekspor, sehingga memicu kekhawatiran mengenai kualitas minyak yang tersisa.
Turunnya persediaan minyak mentah AS mengikuti pengurangan gabungan sebesar 1,3 juta barel per hari hingga akhir tahun oleh Arab Saudi dan Rusia, bagian dari OPEC+, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya.
Rusia mengatakan larangan ekspor bahan bakar akan tetap berlaku sampai pasar domestik stabil dan menyatakan bahwa pihaknya belum berdiskusi dengan OPEC+ mengenai kemungkinan peningkatan pasokan sebagai kompensasi atas larangan ekspor bahan bakar tersebut.
Baca Juga:
Gibran Sebut Tak Ada Pejanjian Kepemilikan Jet Soal Perjanjian Pemkot Solo dengan Perusahaan Shoppee
Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omset Usaha Semakin Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
BRI Gelar Kompetisi ‘Creator Fest 2024’, Dukung Perkembangan Industri Kreatif Nasional