MEDIA EMITEN – Harga emas berjangka lanjutkan koreksi pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), memperpanjang kerugian untuk hari keempat berturut-turut, tertekan penguatan dolar AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Exchange turun US$ 20,90 atau 1,06% menjadi US$ 1.943,70 per ounce, setelah menyentuh level tertinggi sesi di US$ 1.965,40 dan terendah di US$ 1.939,20 per ounce.
Dolar menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada Kamis (25/5/2023) di tengah kekhawatiran berkelanjutan atas kemungkinan gagal bayar utang AS dan data ekonomi makro dan pasar tenaga kerja yang optimis.
Indeks dolar naik 0,433% menjadi US$ 104,280. Kenaikan beruntun empat hari akan menandai yang terpanjang sejak akhir Februari.
Sementara itu, Fitch Ratings Inc mengatakan Rabu (24/5/2023) bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan penurunan peringkat kredit Amerika Serikat. Berita itu membantu meningkatkan nilai dolar AS.
Pergeseran nada hawkish oleh beberapa pejabat Federal Reserve AS juga mempengaruhi pasar. Risalah dari pertemuan kebijakan The Fed Mei menunjukkan bahwa “beberapa” pejabat mengatakan mereka berpikir bahwa “kemungkinan besar” ada pengetatan kebijakan tambahan.
Data ekonomi yang dirilis pada Kamis (25/5/2023) semakin mengurangi daya tarik emas. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa produk domestik bruto AS, ukuran output ekonomi terluas, meningkat pada tingkat tahunan sebesar 1,3% pada kuartal pertama, naik dari perkiraan awal 1,1% yang dilaporkan bulan lalu.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa jumlah klaim pengangguran awal AS yang disesuaikan secara musiman naik 4.000 menjadi 229.000 dalam pekan yang berakhir 20 Mei.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Juli turun 33,00 sen atau 1,42% menjadi US$ 22,91 per ounce. Platinum untuk pengiriman Juli terkoreksi US$ 3,20 atau 0,31% menjadi US$ 1.026,30 per ounce.