Mediaemiten.com, Tarakan – Bank Indonesia merilis perekonomian Provinsi Kaltara masih rentan bergejolak karena tergantung pada komoditas ekspor yakni pertambangan dan pertanian.
Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Kaltara, Hendik Sudaryanto di Tarakan, Selasa menyatakan, tantangan besar dihadapi terkait perekonomian Kaltara adalah masih besarnya peran sumber daya alam dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah itu.
“Secara struktur, ekonomi Kaltara didominasi oleh sektor primer. Lapangan usaha pertambangan dan pertanian berkontribusi paling tinggi,” ujar dia.
Komoditas pada kedua sektor ini berorientasi ekspor sehingga ekonomi Kaltara bergantung pada kondisi ekonomi global.
Baca Juga:
Diakui Internasional, Layanan Wealth Management BRI Raih Penghargaan Internasional dari Euromoney
Pefindo Catatkan Penerbitan Surat Utang Korporasi pada Januari – Maret 2025 Mencapai Rp46,7 Triliun
Oleh karena itu, dominasi sektor primer tersebut menjadi penyebab perekonomian Kaltara memiliki kerentanan terhadap kinerja ekspor komoditas utama yang sangat tergantung dengan fluktuasi harga internasional. Bank Indonesia menyarankan, perlunya mengembangkan sektor lainnya seperti pariwisata diyakini dapat menjadi sumber pendorong pertumbuhan ekonomi yang baru di Indonesia.
“Sektor pariwisata yang punya potensi pendorong pertumbuhan ekonomo di Kaltara yang lebih subtansial dalam jangka menengah dan jangka panjang,” sebut Hendik Sudaryanto.
Prospek pariwisata dunia menunjukkan perkembangan yang positif diperkirakan 2020 jumlah wisatawan mencapai 1,3 miliar belum termasuk wisatawan lokal.
Hendik Sudaryanto mengatakan, daya saing Indonesia dalam menangkap potensi tersebut masih belum optimal. Pemanfaatan potensi pariwisata masih rendah karena kunjungan wisatawan masih terkonsentrasi di Bali. (rus)
Baca Juga:
Wacana Pendirian Pangkalan Militer Pihak Asing di Wilayah Indonesia Ditanggapi Politisi PDIP
KOMENTAR