Mediaemiten.com, Jakarta – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan Pertemuan Tahunan IMF-WB dapat memberikan dampak sebesar 0,64 persen terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali.
“Kalau mengikuti pola seolah-olah tidak ada IMF-WB, kami perkirakan pertumbuhan ekonomi Bali hanya 5,9 persen. Dengan adanya IMF-WB, akan bertambah 0,64 persen, sehingga kami perkirakan, pertumbuhan ekonomi Bali pada akhir 2018 menjadi 6,54 persen,” kata Bambang dalam acara “Menakar Dampak IMF-WB” di Jakarta, Senin (17/9/2018).
Bambang menjelaskan tambahan pertumbuhan sebesar 0,64 persen ini berasal dari pertumbuhan sektor konstruksi 0,26 persen, pertumbuhan sektor lain-lain 0,21 persen, pertumbuhan sektor hotel 0,12 persen, dan pertumbuhan sektor makanan dan minuman 0,05 persen.
Dampak tidak langsung lainnya dari penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-WB bagi Bali adalah adanya kenaikan nilai PDRB riil sebesar Rp894 miliar pada 2018, untuk menambah secara keseluruhan PDRB riil Bali sebesar Rp1,2 triliun pada periode 2017-2019.
Baca Juga:
Melalui Pendampingan BRI, Sosok Ini Berhasil Memberdayakan Komunitas Perempuan di Lamongan Jatim
Prabowo Sebut Muhammadiyah Luar Biasa, Punya 167 PT, 5.345 Sekolah dan Madrasah serta 440 Pesantren
Ia menambahkan keuntungan ekonomi ini antara lain berasal dari kegiatan tahapan penyiapan infrastruktur yang investasinya mencapai Rp3 triliun, pengeluaran belanja dari wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara yang diperkirakan mencapai Rp1,1 triliun serta penyelenggaraan acara pertemuan.
“Pertemuan ini juga menciptakan kesempatan kerja yaitu sebanyak 32.700 orang dan meningkatkan upah riil sebesar 1,13 persen serta kesempatan kerja rata-rata 1,26 persen,” kata Bambang.
Total pertemuan tahunan IMF-WB ini, kata Bambang, memberikan dampak kepada perekonomian sebesar Rp7,8 triliun sepanjang 2017-2018, yang antara lain terdiri dari kegiatan konstruksi infrastruktur dan penyiapan kawasan wisata Rp3 triliun, hotel dan akomodasi Rp0,9 triliun dan perdagangan Rp0,8 triliun.
Untuk lebih memaksimalkan dampak ekonomi, Bambang mengharapkan adanya upaya untuk mendorong pengeluaran peserta dengan memberikan penawaran menarik untuk berbelanja cenderamata maupun akomodasi lainnya serta membuat panduan perjalanan untuk mengenalkan daerah destinasi wisata.
Penghitungan dampak ekonomi ini dilakukan dengan perkiraan sebanyak 19.800 peserta yang terdiri atas 5.050 delegasi dan 14.750 non delegasi akan menghadiri pertemuan tahunan IMF-WB yang berlangsung pada 8-15 Oktober 2018 di Nusa Dua, Bali.
Penghitungan ini juga mempertimbangkan rata-rata tinggal para peserta selama sembilan hari dengan kemungkinan pengeluaran para delegasi sebesar 150 dolar AS per hari diluar akomodasi maupun biaya perjalanan lainnya.
Sebelumnya, ketika Bali menjadi tuan rumah APEC pada 2013, tingkat perekonomian di kawasan tercatat meningkat rata-rata tumbuh diatas 6,5 persen, dengan sektor yang tercatat paling tumbuh positif antara lain konstruksi, akomodasi maupun makanan dan minuman. (sat)