MEDIA EMITEN – Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,2% pada 2022. Pertumbuhan ekonomi RI diharapkan terjaga di angka rata-rata 4,9% selama jangka menengah yaitu 2023 sampai 2025.
“Kondisi ekonomi Indonesia tetap stabil di tengah guncangan di tingkat global,” kata Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen dalam The Lauch of The World Bank Indonesia Economic Prospects Report di Jakarta, Kamis 15 Desember 2022.
Dalam laporan Indonesia Economic Prospects (IEP), Bank Dunia menyebutkan kondisi ekonomi Indonesia tetap stabil di tengah guncangan di tingkat global seperti inflasi yang sempat mencapai 5,7% (yoy) pada Oktober dan harga pangan meningkat 7,9% (yoy) pada September namun kini sudah mulai kembali turun.
Dalam hal ini Bank Dunia memproyeksikan inflasi Indonesia akan mencapai puncaknya pada 2023 yaitu di level 4,5% dan diperkirakan tetap berada pada sasaran batas atas Bank Indonesia yakni di kisaran rata-rata 3,5% sepanjang 2024 hingga 2025.
Baca Juga:
Produktivitasnya Meningkat Berkat Pemberdayaan Klaster Usaha dari BRI, Ini Kisah Petani di Merauke
Pengguna Inovasi Digital Super Apps BRImo Tembus 38,61 Juta, Terbesar di Indonesia
Untuk defisit fiskal diproyeksikan tetap berada di bawah 3% dari target produk domestik bruto (PDB) pada 2023.
Menurut laporan IEP berjudul Trade for Growth and Economic Transformation, Indonesia dapat menjaga pertumbuhan yang kuat dan mengatasi potensi tantangan ke depan melalui beberapa inisiatif.
Inisiatif dengan melanjutkan penerapan reformasi pajak akan membantu menciptakan ruang bagi investasi serta membangun ketahanan terhadap guncangan.
Sementara peralihan ke model penetapan harga berbasis peraturan bagi energi dapat menahan tekanan subsidi.
Kesejahteraan masyarakat pun semakin terdorong dengan adanya program jaring pengaman sosial yang ditargetkan secara lebih efektif dan diperluas. Sistem perlindungan sosial ini dapat membantu rumah tangga mengelola risiko dan volatilitas yang meningkat akibat kondisi eksternal.
Menurut Bank Dunia, Indonesia memiliki ruang besar untuk mendorong pertumbuhan ekspor yang terkonsentrasi pada industri padat sumber daya dengan cara mendiversifikasi ekonominya.
Reformasi perdagangan, kata Bank Dunia, dapat membuka peluang bagi Indonesia dalam memanfaatkan permintaan barang dan teknologi yang terus meningkat untuk mengurangi emisi karbon, mendukung transisi iklim serta mengakses produk dan layanan ramah lingkungan yang lebih murah dan berkualitas lebih tinggi.