MEDIA EMITEN – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan terdapat sebanyak 44 perusahaan sedang mengantri atau berada dalam pipeline pencatatan perdana saham (IPO) per 31 Maret 2023, yang didominasi oleh sektor barang konsumen non primer atau consumer cyclicals.
“Hingga saat ini terdapat 44 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna di Jakarta, Selasa 4 April 2023.
Berdasarkan sektor, kata dia, 11 perusahaan dari sektor barang konsumen non primer (consumer cyclicals), enam perusahaan dari sektor barang baku, enam perusahaan dari sektor teknologi, serta empat perusahaan dari sektor barang konsumen primer.
Kemudian, empat perusahaan dari sektor properti, empat perusahaan dari sektor transportasi & logistik, tiga perusahaan dari sektor keuangan, tiga perusahaan dari sektor industri, dua perusahaan dari sektor energi, serta satu perusahaan dari sektor infrastruktur.
Baca Juga:
BRI Dukung Digitalisasi Luncurkan QRIS TAP, Berikan Kecepatan dan Kemudahan dalam Genggaman
Mudahkan Perjalanan Mudik Antarpulau, BRI Hadirkan Fitur Baru Pemesanan Tiket Kapal Lewat BRImo!
Diberdayakan BRI, UMKM Papua Global Spices Berhasil Eksis di Pasar Internasional
Merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 14 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp250 miliar, 26 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp50 miliar hingga Rp 250 miliar, sisanya, empat perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp50 miliar.
Hingga periode yang sama, pihaknya mengungkapkan telah terdapat 28 perusahaan yang mencatatkan perdana saham (IPO) di BEI selama tahun 2023, dengan dana dihimpun mencapai Rp12,5 triliun.
Nyoman juga menyampaikan terdapat 14 perusahaan tercatat yang telah menerbitkan right issue dengan total nilai mencapai Rp14,2 triliun hingga 31 Maret 2023, Selain itu, masih terdapat lagi 24 perusahaan tercatat yang sedang mengantri atau berada dalam pipeline right issue BEI hingga periode tersebut.
Dari 24 perusahaan tersebut, dia menjelaskan delapan perusahaan dari sektor keuangan, enam perusahaan dari sektor barang konsumen non primer, empat perusahaan dari sektor barang konsumen primer, dan tiga perusahaan dari sektor energi.
Selain itu, terdapat satu perusahaan yang masing- masing dari sektor barang baku, teknologi, serta transportasi & logistik.