MEDIA EMITEN – Pemilik dan CEO baru Twitter, Elon Musk, melakukan jajak pendapat (polling) apakah dirinya perlu mundur sebagai pemimpin di platform media sosial terpopuler itu. Tak diduga, 57,5% nitizen memilih miliarder Elon Musk mesti lengser dari kursi CEO Twitter.
Pada pukul 6:20 ET, Senin 19 Desember 2022, jajak pendapat berakhir dan mayoritas responden atau sekitar 57,5% meminta Elon Musk untuk meninggalkan jabatannya. Lebih dari 17 juta pengguna telah memilih pada saat jajak pendapat ini ditutup.
Sebelumnya, dalam unggahan polling tersebut Musk menyatakan “Haruskah saya mundur sebagai pimpinan Twitter? Saya akan mematuhi hasil polling ini.”
Meski begitu, ia tetap mewanti-wanti netizen soal pilihan mereka. “Seperti kata pepatah, berhati-hatilah dengan apa yang Anda inginkan, karena Anda mungkin mendapatkannya.”
Dalam kicauan lainnya, Elon Musk juga mengatakan bhwa ia ingin mendapatkan CEO yang bisa membuat platform tetap hidup.
Sebelumnya, pada November di pengadilan Musk mengatakan berniat untuk mengurangi waktunya di Twitter dan mencari orang lain untuk menjalankan media sosial tersebut. Namun kemudia ia menulis dalam sebuah tweet bahwa tidak ada kemungkinan penggantinya di perusahaan media sosial itu.
Sejumlah warganet menduga Musk sebenarnya sudah memiliki kandidat CEO penggantinya. Namun, pria yang juga menjabat CEO SpaceX dan Tesla ini membantahnya.
“Tidak ada yang menginginkan pekerjaan yang benar-benar bisa membuat Twitter tetap hidup. Tidak ada penerus,” klaim dia.
Jajak pendapat Twitter adalah jajak pendapat random, artinya jajak pendapat informal yang tidak sebanding dengan penelitian opini publik profesional, Pasalnya, Bot jahat atau akun yang tidak autentik juga dapat mendaftar untuk mengikuti polling tersebut.
Polling yang dibuka hari Minggu itu mengikuti reaksi online setelah “Chief Twit” (sebagaimana Elon Musk menyebut dirinya) membuat perubahan mendapak pada kebijakan yang mempengaruhi pengguna Twitter dalam seminggu terakhir.