MEDIA EMITEN – Mayoritas (73% dari chief executive officer (CEO) yang disurvei memperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan menurun selama 12 bulan ke depan dan merupakan tahun yang sulit.
Hasil survei baru PricewaterhouseCoopers (PwC) yang diluncurkan di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos menunjukkan gejolak ekonomi dan ancaman inflasi masih menghadang pada 2023.
Survei CEO Global PwC”, yang menyurvei 4.410 CEO di 105 negara dan wilayah pada Oktober dan November 2022, mengungkapkan bahwa 40% CEO melihat inflasi sebagai ancaman global teratas, sementara 31% memilih volatilitas ekonomi makro, dan 25% memilih konflik geopolitik.
“Ekonomi yang bergejolak, inflasi yang tinggi selama beberapa dekade, dan konflik geopolitik telah berkontribusi pada tingkat pesimisme CEO yang tidak terlihat selama lebih dari satu dekade,” kata Bob Moritz, ketua global PwC, Senin waktu setempat.
Baca Juga:
Produktivitasnya Meningkat Berkat Pemberdayaan Klaster Usaha dari BRI, Ini Kisah Petani di Merauke
Pengguna Inovasi Digital Super Apps BRImo Tembus 38,61 Juta, Terbesar di Indonesia
Konsekuensinya, kata laporan tersebut, para CEO secara global mengevaluasi kembali model operasi mereka dan memotong biaya, namun terlepas dari tekanan ini, mereka terus menempatkan orang-orang mereka di posisi penting saat mereka ingin mempertahankan bakat setelah ‘Great Resignation’ (proses keluar massal yang terjadi selama pandemi).
Laporan tersebut juga menemukan bahwa hampir 40% CEO tidak yakin organisasi mereka akan layak secara ekonomi dalam 10 tahun jika mereka tidak mengalami transformasi yang signifikan.
Survei itu dilakukan setelah Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan pekan lalu bahwa 2023 akan menjadi “tahun yang sulit” lagi, tetapi perkiraan pertumbuhan global tetap stabil di 2,7%.
Perubahan tuntutan dan regulasi pelanggan, kekurangan tenaga kerja dan keterampilan, serta gangguan teknologi dipandang sebagai tantangan terbesar bagi profitabilitas industri jangka panjang, kata Moritz.
“Para CEO harus terus berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan sektor publik dan swasta untuk secara efektif memitigasi risiko tersebut, membangun kepercayaan, dan menghasilkan nilai jangka panjang, untuk bisnis, masyarakat, dan planet mereka,” katanya.
Pertemuan tahunan WEF bertema “Kerja Sama dalam Dunia yang Terfragmentasi”, berlangsung dari Senin (16/1/2023) hingga Jumat (20/1/2023) di kota Davos, Swiss.