Mediaemiten.com, Jakarta – Ini salah satu saham yang mengalami penurunan harga tajam. Saat celotehan ini diketik, KBLI (PT. KMI Wire & Cable Tbk) oleh mekanisme pasar dihargai Rp 296 (20 Agustus 2018).
Artinya, YTD sudah mengalami penurunan hampir 31%. Selama setahun telah turun lebih dari 39%. Dari harga tertingginya tahun lalu, Rp 865, harga KBLI nyaris tinggal sepertiganya.
Ada banyak faktor fundamental yang bisa diduga sebagai penyebab. Ditundanya, pencapaian target pemerintah membangun listerik 35 GW, ribut ribut kasus PLN dan KPK, masih beredarnya kabel impor, padahal sudah ada ketentuan tentang tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) di industri kabel.
Tapi yang paling jelas adalah penurunan laba bersih sebesar 82,78% selama 1H18 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Penurunan laba itu terjadi di tengah kenaikan pendapatan yang lumayan tinggi.
Baca Juga:
Daftar Lengkap Instansi yangDinilai Kemenkeu Berprestasi di Bidang Pengelolaan Barang Milik Negara
Harga tembaga memang naik tajam sejak Oktober 2017 lalu dan mencapai puncaknya pada awal Juni tahun ini. Dalam waktu hampir bersamaan, harga alumunium juga naik tajam. Mencapai puncaknya pada Mei lalu. Apalagi kenaikan harga itu berhimpitan dengan pelemahan rupiah.
Akibatnya biaya bahan baku rata rata industri kabel mengalami kenaikan luar biasa. Kenaikan harga tembaga dan alumunium pada harga puncak, plus pelemahan rupiah, menurut perkiraan saya, menaikkan biaya bahan baku hampir 100%
“Keributan” yang dibikin oleh presiden Trump yang dengan gaya koboi mencabut pistol dari paha dan menembak banyak sasaran, nampaknya suatu blessing in disguise.
Kebetulan sasaran tembak Trump yang pertama adalah baja dan alumunium. Perang dagang telah membawa kembali harga tembaga dan alumunium ke tingkat normal. Selain itu, Kementerian ESDM juga menghimbau PLN agar tetap menggunakan kabel lokal.
Baca Juga:
Melalui Pendampingan BRI, Sosok Ini Berhasil Memberdayakan Komunitas Perempuan di Lamongan Jatim
Prabowo Sebut Muhammadiyah Luar Biasa, Punya 167 PT, 5.345 Sekolah dan Madrasah serta 440 Pesantren
Sebagai investor, saya selalu mengatakan bahwa saham yang paling menrik sebagai objek investasi, adalah saham perusahaan yang kondisinya tidak begitu baik, tapi memiliki prospek yang menjanjikan.
Dengan horison investasi sampai laporan keuangan 2018 dipublikasikan, pada tingkat harga saat ini, saya akan mulai mengumpulkan saham KBLI. (Hasan Zein Machmud, mantan Dirut BEJ, kini pengamat pasar modal)