MEDIA EMITEN – Saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menjadi bintang di tengah saham-saham lain lesu. Harga saham perusahaan batu bara ini melesat Rp 2.150 (15,19%) ke level tertinggi baru Rp 16.300 pada Selasa 20 Desember 2022.
Saham BYAN menarik investor setelah pemiliknya, Low Tuck Kwong, terus mengakumulasi saham tersebut. Low Tuck Kwong membeli saham tersebut pada 16 Desember 2022 dan kini posisi kepemilikannya bertambah 0,01% menjadi 60,93%.
Kapitalisasi pasar (market cap) PT Bayan Resources Tbk (BYAN) kembali melesat ke level tertinggi baru menjadi Rp 543,33 triliun, menempati posisi ketiga terbesar di Bursa Efek Indonesia.
Kapitalisasi pasar tertinggi masih dipegang PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) senilai Rp 1.060 triliun dan kedua PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 744,33 triliun.
Baca Juga:
Produktivitasnya Meningkat Berkat Pemberdayaan Klaster Usaha dari BRI, Ini Kisah Petani di Merauke
Pengguna Inovasi Digital Super Apps BRImo Tembus 38,61 Juta, Terbesar di Indonesia
Berdasarkan data RTI, harga saham BYAN telah melesat 503,7% secara year to date (ytd). Pada Selasa, tercatat transaksi beli bersih asing (net foreign buy) pada saham BYAN sebesar Rp 3,53 miliar.
Bertambahnya kepemilikan Low Tuck Kwong itu terjadi menjelang aksi pembagian dividen interim Bayan Resources sebesar US$ 1 miliar (sekitar Rp 15,5 triliun) atau sebanyak US$ 0,03 per saham.
Pembagian dividen ditetapkan berdasarkan keputusan rapat direksi dan rapat dewan komisaris perseroan tanggal 7 Desember 2022. “Telah diputuskan dan disetujui pembagian dividen interim untuk tahun buku 2022 oleh perseroan sebesar US$ 1.000.000.050 atau sebesar US$ 0,03 per saham,” jelas pengumuman Bayan Resources.
Dengan asumsi melihat jumlah saham BYAN yang dimiliki Low Tuck Kwong per 14 Desember, maka ia bisa meraih dividen dari perusahannya sebesar Rp 9,44 triliun.