MEDIA EMITEN – PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) dengan kode saham BBYB itu mencatat kenaikan pendapatan bunga bersih atau net interest income sebesar 282% pada lima bulan pertama 2022.
“Kenaikan NII sangat signifikan atau naik sekitar 282% dibandingkan lima bulan pertama tahun 2021 dari Rp108 miliar menjadi Rp 415 miliar di lima bulan pertama 2022,” kata SVP-Head of Investor Relation BNC Indra Cahya dalam bincang media di Jakarta, Senin 4 Juli 2022.
Pertumbuhan NII yang hampir tiga kali lipat tersebut, lanjut Indra, didukung pertumbuhan deposit dan funding yang menyebabkan aset BNC bertambah.
Namun, loan to deposit ratio (LDR) tercatat masih rendah yakni di level 56% dan ke depannya masih ada ruang untuk tumbuh sekitar 1,5-2 kali lipat dari capaian hingga 31 Mei 2022. Menurut Indra Cahya, LDR nantinya akan sekitar 90-95%. “Kami tidak mau sampai di atas 100 persen,” ujarnya.
Baca Juga:
Untuk rasio pendapatan bunga bersih atau net interest margin (NIM), BNC menyentuh level 9,4% atau naik hampir dua kali lipat dibandingkan posisi Mei 2021 di level 5%. Kenaikan kinerja NIM tersebut didorong oleh upaya BNC menyalurkan kredit di masa pandemi dengan menawarkan produk simpanan dengan bunga relatif tinggi.
Indra menyampaikan BNC memang bertujuan menjangkau masyarakat yang unbankable menjadi bankable karena potensi pasar yang sangat besar. Bunga tabungan yang ditawarkan lewat aplikasi Neobank sebesar 6% dan bunga deposito mulai dari 6,5-8%.
BNC juga telah menyalurkan kredit senilai Rp5,99 triliun hingga 31 Mei 2022. Nilai tersebut tumbuh 55,99% dibandingkan Mei 2021 yang berjumlah Rp 3,84 triliun. Penyaluran kredit yang disalurkan secara langsung berkisar 20 persen, channeling melalui peer to peer lending sebanyak 60% dan 20% lainnya berasal dari kredit eksisting.”Kenaikan juga terlihat dari pendapatan di kuartal I 2022, yaitu sebesar Rp585 miliar atau naik sekitar 400% dari periode sebelumnya yang sebesar Rp147 miliar,” kata Indra.
Di sisi lain, BNC mencatatkan kerugian bulanan pada Mei telah mencapai Rp 90 miliar, jauh berkurang dari dari Januari 2022 yang mencapai Rp160 miliar.
Baca Juga:
Direktur Utama BRI Ungkap Strategi Tingkatkan Kualitas Aset, Kredit Macet Berhasil Menurun
Kualitas Aset Semakin Baik, Intip Strategi BRI Turunkan Rasio Kredit Bermasalah
BNC juga menargetkan tambahan modal inti sebesar Rp5 triliun pada right issue selanjutnya, sehingga total modal inti mencapai lebih dari Rp7 triliun. Kekuatan modal tersebut dinilai perseroan akan semakin mempercepat akselerasi proses transformasi BNC menjadi bank digital terbesar di Indonesia.