OJK : Volatilitas Tinggi pada Rupiah dan IHSG Hanya Sementara

- Pewarta

Kamis, 16 Agustus 2018 - 03:12 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Mediaemiten.com, Jakarta – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengakui volatilitas nilai tukar rupiah dan indeks harga saham saat ini memang relatif agak tinggi, namun sifatnya hanya sementara.

“Kami tahu ada volatilitas yang agak tinggi ya, namun demikian ini kami yakini sifatnya hanya sementara dan ini juga sudah terjadi beberapa kali kan,” ujar Wimboh saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (15/8/2018).

Menurut Wimboh, kondisi volatilitas tinggi tersebut lebih banyak disebabkan oleh faktor eksternal terutama terkait rencana kenaikan suku bunga oleh Bank Sentral AS, The Federal Reserve, dan juga sentimen perang dagang antara AS-China serta negara mitra dagang lainnya.

“Kami perlu tetap jaga bagaimana masyarakat paham bahwa ini tidak ada hubungannya dengan kondisi domestik, lebih banyak dipicu kondisi di luar diantaranya normalisasi kebijakan AS, perang dagang, dan tentunya kondisi beberapa negara yang memang lagi menderita atau mengalami volatilitas pasar dan nilai tukarnya cukup tinggi,” kata Wimboh.

Nilai tukar rupiah pada awal pekan ini menembus level Rp14.600. Rupiah ditutup melemah sebesar 124 poin menjadi Rp14.610 dibanding sebelumnya Rp14.486 per dolar AS.

Namun, rupiah kembali menguat seiring dengan kebiijakan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan “7-Day Reverse Repo Rate” 0,25 persen menjadi 5,5 persen pada Rabu ini. Rupiahd ditutup di level Rp14.577 per dolar AS.

Sama dengan rupiah, pada awal pekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah hingga 3,55 persen atau 215,92 poin menjadi 5.861,24 seiring dengan banyaknya sentimen negatif di pasar. Hari berikutnya pun IHSG kembali melemah 1,55 persen menjadi 5.769,87. Pada Rabu ini, IHSG kembali menguat 46,72 poin atau 0,81 persen menjadi 5.816,59.

Wimboh menilai kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini masih baik dan berbeda dengan Turki yang mata uangnya Lira jatuh lebih dari 40 persen tahun ini, menyusul kekhawatiran peningkatan kontrol ekonomi oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan memburuknya hubungan dengan AS.

“Di tengah dinamika perekonomian global, indikator perekonomian kita masih positif. Stabilitas sektor jasa keuangan dan likuiditas pasar keuangan Indonesia juga masih terjaga,” ujar Wimboh. (cit)

Berita Terkait

Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji Tahun 2025, BRI Proaktif Dalam Pelayanan Haji
Presiden Prabowo Subianto Sapa Pelajar di Turki, Tanya Kabar dan Swafoto Bersama Hingga Diskusi Terbuka
Termasuk Soal Tarif Donald Trump, Inilah 7 Jawaban Presiden Prabowo Tentang Ekonomi Indonesia
Mudahkan Masyarakat Jalani Arus Balik, BRI Siapkan Posko BUMN di Bandara dan Rest Area Jalan Tol
BRI Bagikan Tips Terhindar dari Penipuan dan Kejahatan Siber, Waspada Modus Penipuan Saat Lebaran!
Seperti embun pagi yang menyejukkan hati, semoga hari ini membawa kedamaian sejati
Mengenal Leverage Dalam Trading Futures Crypto
Reputation Management dan Image Restoration (Pemulihan Citra) dengan Implementasi Publikasi Press Release

Berita Terkait

Selasa, 15 April 2025 - 10:56 WIB

Sediakan Banknotes untuk Living Cost Jemaah Haji Tahun 2025, BRI Proaktif Dalam Pelayanan Haji

Sabtu, 12 April 2025 - 14:26 WIB

Presiden Prabowo Subianto Sapa Pelajar di Turki, Tanya Kabar dan Swafoto Bersama Hingga Diskusi Terbuka

Selasa, 8 April 2025 - 08:31 WIB

Termasuk Soal Tarif Donald Trump, Inilah 7 Jawaban Presiden Prabowo Tentang Ekonomi Indonesia

Minggu, 6 April 2025 - 16:41 WIB

Mudahkan Masyarakat Jalani Arus Balik, BRI Siapkan Posko BUMN di Bandara dan Rest Area Jalan Tol

Rabu, 2 April 2025 - 12:22 WIB

BRI Bagikan Tips Terhindar dari Penipuan dan Kejahatan Siber, Waspada Modus Penipuan Saat Lebaran!

Berita Terbaru